SURABAYA. , – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyambut hangat para peserta The 4th Summer School dari 19 negara dalam jamuan makan malam (gala dinner) di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (07/06) malam.
Adapun 19 negara peserta tersebut yakni Indonesia, Zimbabwe, Madagaskar, Cina, Tajikistan, Afganistan, Malaysia, Kazakhstan, United Kingdom, Singapura, Tanzania, Sudan, Pakistan, India, Rusia, Yaman, Kenya, Boswana dan Sierra Leon.
Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Adhy menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peserta The 4th Summer School dari 19 negara partisipan atas kehadirannya di Bumi Majapahit. Ia pun mengajak para peserta untuk berwisata dan menikmati keindahan alam yang ada di Jawa Timur, sekaligus menikmati kuliner khas Bumi Majapahit.
“Selamat datang di Jawa Timur, Bumi Majapahit. Silakan nikmati makan malamnya, nikmati keindahan alam yang ada dan semoga kunjungannya di Jawa Timur menyenangkan dan berkesan,” ujarnya.
Adhy pun menjelaskan, _the 4th summer school_ tahun ini mengambil tema _Multidisciplinary Approach to Global Crisis Mitigation_. Oleh karenanya ia berharap, dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Jawa Timur.
“Tema yang diusung sangat relevan dengan apa yang dilakukan oleh Jatim dalam menangani isu-isu strategis yang ada,” katanya
“Semoga dengan kegiatan ini dapat membantu pemerintah mengatasi isu global maupun permasalahan di daerah baik ekonomi maupun permasalahaan sosial lainnya,” tambahnya.
Jawa Timur, kata Adhy, telah melakukan peningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengadapi tantangan global. Upaya tersebut pun terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Tahun 2023 IPM Jatim sebesar 74,65 persen melebihi capaian IPM nasonal di angka 74,39 persen. Angka IPM tersebut sekaligus menjadi _runner up_ di Pulau Jawa.
_”Alhamdulillah_ IPM kita menduduki peringkat kedua tertinggi di Pulau Jawa. Ini membuktikan bahwa SDM kita sudah siap menghadapi tantangan global yang ada,” katanya.
Kenaikan IPM Jatim, lanjut Adhy, ditopang dengan tingginya peserta didik yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur seleksi nasional.
Data tahun 2023, jumlah siswa yang lolos jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) sebanyak 23.477, dan tahun ini meningkat menjadi 24.423 atau mengalami kenaikan sebanyak 946 siswa.
Selain itu, Jatim juga meningkatkan kualitas pendidikan dan mendukung perkembangan industri manufaktur dengan melakukan kerja sama yang tertuang dalam _Memorandum of Agreement_ antara Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari dengan King’s College.
“Rencananya akan dibuka program studi _digital economy_ dan _digital future_. Selain itu, juga telah berdiri kampus Western Sydney University (WSU) di Surabaya. Kampus WSU ini adalah universitas luar negeri pertama di Indonesia dengan strata S1,” katanya.
Lebih lanjut, Adhy juga menyampaikan, dari segi ekonomi, Jatim merupakan Hub Internasional atau Hub Utama dari Indonesia Timur melalui Pelabuhan Tanjung Perak. Pelabuhan ini melayani 21 rute dari 39 rute tol laut.
“Sehingga hampir 80 persen logistik di 20 provinsi Indonesia Timur disuplai dari Jawa Timur,” katanya
Tak hanya itu, Jatim juga menjadi lokomotif perekonomian nasional dengan menyumbang sebesar 14,4 persen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan I tahun 2024, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen.
Bahkan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim juga menjadi terbesar kedua sepulau Jawa, dengan kontribusi sebesar 25 persen dari PDRB Pulau Jawa. Di sisi lain, capaian realisasi investasi Jatim pada triwulan I tahun 2024 mencapai Rp36,2 triliun. Angka ini secara y-o-y meningkat 20,7 persen dibanding triwulan I 2023.
Dari segi lingkungan, sambung Adhy, Jatim telah melakukan sejumlah upaya mulai dari penanaman mangrove, pengelolaan manajamen karbon melakukan mitigasi fisik dan sosial, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.
Sementara itu, Direktur Pasca Sarjana UNAIR Prof. Badri Munir Sukoco menyampaikan terima kasih kepada Pj. Gubernur Adhy atas sambutan hangatnya kepada para seluruh peserta _The 4th Summer School_ di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
“Sebuah kehormatan bagi kami semua bisa dijamu langsung oleh Bapak Pj. Gubernur di Gedung Grahadi yang penuh sejarah ini. Di tengah kesibukan beliau, terima kasih bapak,” ucapnya.
Badri Munir melanjutkan, penentuan tema besar _the 4th Summer School_ yaitu mitigasi krisis global, merupakan bentuk respons atas berbagai macam krisis multidimensi yang terjadi pasca Covid-19. Untuk itu, Summer School ini didesain dengan melibatkan tidak hanya akademisi di Indonesia, namun melibatkan dosen hingga mahasiswa dari berbagai negara.
“Saya berharap melalui _Summer School_ ini bisa menstimulasi kita semua untuk lebih siap dalam menghadapi dan memitigasi segala resiko yang mungkin terjadi,” terangnya.
Dengan total 59 peserta dan 17 instruktur dari 19 negara, ditambah 42 peserta dari Indonesia, ia berharap agar _Summer School_ ini bisa memberikan pengaruh positif terhadap upaya penanganan krisis di berbagai wilayah demi mewujudkan dunia yang lebih baik.
“Saya percaya, dengan berkolaborasi kita bisa mewujudkan cita-cita bersama untuk menekan kemiskinan dan ketidaksetaraan bagi seluruh manusia,” pungkasnya.