MAKKAH , – Menyambut Hari Krida Pertanian 2024 yang akan diperingati pada Jum’at (21/06) mendatang, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada seluruh insan pertanian baik petani, peternak, ataupun orang-orang yang bergerak dan memiliki kontribusi di bidang pertanian yang telah bekerja keras untuk menjaga ketahanan pangan.
Menurutnya, petani, peternak, atau insan pertanian memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan dan keberlangsungan pangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Sehingga, masyarakat bisa menikmati berbagai hasil pertanian dan kekayaan alam.
“Terima kasih kepada petani dan seluruh insan pertanian yang terus bertahan berperan pada kehidupan. Mereka punya banyak peran. Sebagai tulang punggung penyediaan pangan dan memastikan keberlanjutan lingkungan dengan membantu menjaga keseimbangan alam,” kata Khofifah disela-sela pelaksanaan Ibadah Haji, Kamis (20/6).
Hari Krida Pertanian merupakan hari penghargaan kepada para petani khususnya bagi orang-orang yang berkontribusi untuk membangun sektor pertanian.Tujuan peringatan tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada para pelaku di bidang pertanian dan ternak.
Pemilihan tanggal 21 Juni sebagai peringatan Hari Krida Pertanian didasarkan pada kondisi astronomis dan pembagian musim. Kala itu disebut dengan Pranata Mangsa, yakni sistem penanggalan yang berkaitan dengan aktivitas pertanian dan peternakan seperti bercocok tanam dan penangkapan ikan.
Penetapan tanggal 21 Juni juga sebagai tanda berakhirnya satu tahun kalender pranata mangsa atau satu siklus pertanian. Umumnya pada bulan Juni menjadi bulan yang penting bagi kalangan petani. Saat bulan Juni panen beragam komoditi pertanian seperti kopi, cengkeh, dan lada. Selain itu panen padi juga dilakukan pada bulan ini.
Khofifah mengatakan, para petani merupakan satu rantai penting dalam perekonomian lokal. Pertanian memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. Petani menciptakan lapangan kerja, mendukung bisnis lokal, dan memperkuat komunitas pedesaan.
“Setiap harinya kita bisa menikmati hasil alam berupa makanan karena jerih payah para petani. Apresiasi dan terimakasih saya kepada para petani, apalagi di tengah fenomena perubahan iklim global dan ancaman krisis pangan, sektor pertanian kita tetap bisa bertahan,” katanya.
Lebih lanjut, Khofifah mengajak anak muda atau generasi millenial untuk terjun ke dunia pertanian. Hal ini karena pangan adalah satu kebutuhan yang tidak akan pernah hilang.
“Kita masih akan butuh makan untuk bertahan hidup. Kemudian, tren kesadaran akan kesehatan semakin tinggi, menimbulkan peluang kebutuhan akan pangan organik dan bahan pangan yang sehat,” katanya.
“Di situlah anak muda yang lebih paham tentang ilmu pengetahuan bisa mengambil peluang untuk mengembangkan bisnis pangan organik yang menjanjikan,” imbuhnya.
Ke depan, Khofifah mengajak berbagai pihak untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor pertanian. Hal ini karena pertanian memang memiliki tantangan besar, mulai perubahan iklim, penurunan kualitas lingkungan, serta beragam persoalan lain.
“Untuk itu saya mengajak para akademisi untuk membantu petani belajar berbagai macam teknologi baru, sehingga petani mampu mengolah bahan pangan agar bisa memberi nilai tambah tidak sekadar bahan mentah. Juga bagaimana mengajarkan para petani memasarkan hasil pertaniannya,” katanya.
“Jika semua aspek dari hulu ke hilir mendapatkan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita bisa bermimpi besar. Pertanian kita tak lagi hanya untuk hidup, tetapi bisa untuk menghidupi, bahkan menciptakan kehidupan bagi berbagai sektor lain,” pungkasnya.