Sumenep, Lingkaran.net.— “Sesampainya di laut kukabarkan semuanya. Kepada karang kepada ombak kepada matahari”.
Cuplikan lirik lagu Berita kepada Kawan karya Ebiet G. Ade ini seakan pas dinobatkan pada Pulau ujung timur Pulau Madura, Kabupaten Sumenep.
Kabupaten Sumenep memiliki potensi alam bahari cukup eksotis. Bahkan, Kabupaten yang memiliki banyak pulau dan areal laut ini merupakan penghasil ‘Permata Hijau’ yakni rumput laut terbesar di Provinsi Jatim.
Hasil produksinya pun tidak hanya dipasarkan di pasar nasional, namun sudah menembus pasar internasional.
Seperti di Desa Tanjung Kecamatan Saronggi. Budidaya rumput laut hampir tidak pernah berhenti,
Bahkan di musim yang tidak menentu saat ini, masyarakat tetap membudidaya rumput laut.
Mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai nelayan. Tapi tak sedikit pula mereka yang membudidayakan rumput laut untuk menambah pendapatan.
Jamilah, perempuan berusia 27 tahun, salah satu pekerja pembibitan rumput laut pascapanen.
Ditemani anaknya, Jamila mengaku budidaya rumput laut bisa dikelola secara mandiri.
Hal itu diharapkan guna bisa menciptakan produk-produk unggulan desanya berbahan rumput laut.
“Sebenarnya ingin mengolah sendiri rumput laut, tapi tidak tahu caranya,” ungkapnya.

Hal itu terpaksa dilakukan hanya pada tingkat memanen rumput laut dan pembibitan kembali.
Sebab, penghasilan dari memanen dan pembibitan langsung dibayar, meskipun masih murah.
“Kita pinginnya cepat dapat uang. Sebenarnya bisa dijadikan makanan dan minuman ini, kembali lagi tidak punya alat untuk mengolahnya,” terangnya.
Jamilah menerangkan, sekali panen rumput laut bisa mendapatkan uang Rp30 ribu. Jumlah itu, menurut dia, bisa lebih.
Menurutnya, untuk saat ini cuaca yang kurang baik membuat hasil rumput laut sedikit dan banyak yang kurang bagus. Salah satu penyebabnya dimakan ikan saat proses setelah pembibitan.