Sidoarjo, Lingkaran.net Sidoarjo, kota yang sering diidentikkan dengan lumpur Lapindo, menyimpan banyak cerita lain yang layak untuk diungkap. Salah satunya adalah kelezatan kuliner khas yang telah melegenda: Ote-ote Porong.
Bagi yang belum pernah mencobanya, menggali keunikan dari kudapan ini bisa menjadi perjalanan rasa yang tak terlupakan. Tepatnya di Jl. Raya Porong No.120, Mindi, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Jejak Sejarah yang Berpadu dalam Rasa
Berjalan menyusuri Jalan Raya Porong, di tengah keramaian kendaraan yang lalu-lalang, Anda akan menemukan sebuah kedai sederhana yang selalu dipenuhi pengunjung.
Kedai ini bukan sembarang tempat, melainkan salah satu tujuan kuliner yang telah menjadi ikon di Sidoarjo.
Di sinilah, Ote-ote Porong—sejenis gorengan yang renyah di luar dan lembut di dalam—diolah dengan resep yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa di Porong.
Berbeda dari ote-ote pada umumnya, Ote-ote Porong menyuguhkan kombinasi isian yang kaya, seperti daging cincang, jamur, dan rumput laut, yang dilengkapi dengan bumbu-bumbu rahasia yang membuat cita rasanya begitu unik.
Salah satu pengunjung, Fauzi Baswedan mengungkapkan Ote-ote Porong yang dicobanya itu membuat dirinya berkesan. Dimana, ukuran yang jumbo dan kekayaan rasanya.
“Dengan ukuran dua kali lipat dari Ote-ote biasa, perpaduan antara jamur dan bumbu-bumbunya pas dilidah. Tingkat kepedasan dari sambalnya juga pas,” ungkapnya.
Dari Pinggir Jalan ke Penjuru Kota
Bertahan lebih dari setengah abad, Ote-ote Porong tidak hanya bertahan di tempat asalnya, tapi juga telah merambah ke berbagai kota.
Beberapa cabang di Surabaya kini hadir untuk memanjakan lidah para penikmatnya yang tak sempat ke Sidoarjo.
Selain itu, demi menjawab permintaan yang terus meningkat, Ote-ote Porong kini juga tersedia dalam bentuk frozen food, yang bisa dipesan dan dikirim ke luar kota bahkan luar pulau.
Namun, bagi banyak orang, ada sensasi tersendiri ketika mencicipi ote-ote langsung di Porong.
“Walaupun di Surabaya sudah ada cabangnya, rasanya berbeda kalau langsung beli di sini. Suasana kedainya dan melihat langsung proses pembuatannya memberikan pengalaman yang tidak bisa ditemukan di tempat lain,” ungkap Fauzi.
Mengukir Memori Lewat Sepiring Ote-ote
Tak hanya soal rasa, Ote-ote Porong juga menjadi bagian dari cerita hidup banyak orang. Setiap gigitan membawa mereka kembali ke kenangan masa kecil, atau menjadi pengalaman baru yang tak terlupakan bagi generasi muda.
Bagi Fauzi, pengalaman mencicipi Ote-ote Porong adalah sesuatu yang mengesankan. “Ini bukan sekadar makanan, tapi juga bagian dari sejarah. Rasanya unik, dengan paduan isian yang luar biasa, dan sambalnya yang pas di lidah,” ujarnya.
Meskipun harga Ote-ote Porong sedikit lebih mahal dibandingkan ote-ote biasa, mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 25.000, rasa yang ditawarkan sebanding dengan kualitas bahan dan keahlian yang dimiliki pembuatnya.
Tak heran, meski kedai ini tak pernah sepi pembeli, mereka tetap memilih untuk datang langsung ke Porong.
Sepiring Kenikmatan yang Layak Dilestarikan
Ote-ote Porong bukan sekadar makanan ringan, melainkan representasi dari warisan budaya yang hidup dalam setiap adonan yang digoreng.
Keunikan rasanya, sejarah yang menyertai, dan perjalanan panjang yang dilalui, menjadikan Ote-ote Porong sebuah kuliner yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Sidoarjo.
Jadi, jika Anda sedang berada di Sidoarjo, luangkan waktu untuk menikmati sepiring Ote-ote Porong. Rasakan keajaiban rasa yang telah memikat lidah banyak orang dan biarkan cerita kuliner ini menjadi bagian dari perjalanan Anda.
Reporter: Alifiah Nurahma/mg