Jember, Lingkaran.net bakal calon Bupati Jember, Muhammad Fawait rupanya menyimpan kekhawatiran besar tentang masa depan generasi muda Jember.
Terutama ketika ia melihat data yang menghantui: meningkatnya kasus kusta di kalangan anak-anak usia 0-14 tahun.
“Ketika saya mendengar laporan tentang semakin banyaknya anak-anak yang terjangkit kusta, hati saya terasa tercabik-cabik,” ujar Gus Fawait sapaan akrabnya, Senin (12/8/2024).
“Bagaimana mungkin di era modern ini, anak-anak kita masih harus menghadapi penyakit yang seharusnya sudah bisa kita kendalikan?,” imbuhnya.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Jember, hingga Juli 2024, tercatat ada 56 kasus baru kusta di Jember, mayoritas penderitanya adalah anak-anak.
Lebih mengejutkan lagi, sebagian besar kasus tersebut terjadi di lima kecamatan yakni Tanggul, Puger, Ajung, dan Sumberbaru. Di mana lingkungan yang tidak sehat dan sanitasi yang buruk menjadi pemandangan sehari-hari.
Bagi Gus Fawait, ini bukan sekadar angka di atas kertas. Ia melihat wajah-wajah polos anak-anak yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan penyakit.
“Mereka adalah masa depan kita, namun bagaimana masa depan itu bisa cerah jika sejak dini mereka sudah dihadapkan pada tantangan yang begitu besar?,” tanyanya.
Namun, Gus Fawait tidak hanya berbicara tentang kusta. Baginya, kusta hanyalah puncak dari gunung es masalah yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Jember.
Menurut dia, kemiskinan adalah akar dari segala masalah kesehatan yang mendera Jember, mulai dari stunting, angka kematian ibu (AKI), hingga angka kematian bayi (AKB).
“Dalam pandangan saya, kusta, stunting, dan masalah kesehatan lainnya adalah gejala dari penyakit yang lebih besar, yaitu kemiskinan,” jelasnya.
“Ketika kemiskinan merajalela, masalah kesehatan akan muncul seperti efek domino. Dan inilah yang harus kita hentikan,” tuturnya.
Gus Fawait sadar bahwa penanganan masalah ini tidak bisa setengah-setengah.
Ia menekankan perlunya pendekatan taktis dan strategis dalam mengatasi masalah kesehatan jangka pendek, sekaligus memprioritaskan pengentasan kemiskinan sebagai solusi jangka panjang.
“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama sebagai warga Jember,” tambahnya dengan nada penuh tekad.
Mimpinya untuk Jember adalah sebuah kabupaten di mana setiap anak bisa tumbuh tanpa dibebani oleh kemiskinan atau penyakit yang menghancurkan masa depan mereka.
“Saya ingin Jember menjadi tempat di mana bonus demografi yang kita raih di tahun 2045 benar-benar menjadi berkah, bukan bencana,” kata Gus Fawait.
Saat ia melangkah maju dalam pencalonannya sebagai Bupati Jember, Gus Fawait membawa harapan besar di pundaknya.
Ia tidak hanya melihat ke masa depan Jember dengan optimisme, tetapi juga dengan tekad yang kuat untuk memutus rantai kemiskinan dan penyakit yang telah lama membelenggu kabupaten ini.
“Jember memiliki potensi yang luar biasa, dan saya yakin kita bisa mengubah cerita ini. Tapi perubahan itu hanya bisa terjadi jika kita bersatu dan bekerja keras,” ujarnya.
Dengan dukungan dari masyarakat dan keyakinan yang teguh, Gus Fawait berharap dapat membawa perubahan nyata bagi Jember. Mengubah kekhawatiran menjadi harapan, dan mimpi menjadi kenyataan. Alkalifi Abiyu