Surabaya, Lingkaran.net Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur telah mengambil langkah penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana gempa bumi dan tsunami di pesisir selatan provinsi tersebut.
Pada hari Senin (19/8/2024), BPBD Jatim mengumumkan pemasangan sirine dan Sistem Peringatan Dini (Early Warning System – EWS) di delapan wilayah pesisir selatan, mulai dari Banyuwangi di ujung timur hingga Pacitan di barat.
Kepala BPBD Jatim, Gatot Soebroto, menjelaskan bahwa pemasangan EWS dan sirine ini bertujuan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat setempat serta pengunjung dari luar daerah agar mereka dapat menyelamatkan diri lebih awal ketika terjadi gempa besar yang berpotensi menimbulkan tsunami.
“Ada pemasangan Early Warning System (EWS) dan sirine yang ditempatkan di pesisir pantai. Langkah ini penting mengingat pantai-pantai tersebut sering dikunjungi oleh berbagai kalangan, baik lokal maupun dari luar wilayah. Dengan adanya EWS dan rambu evakuasi, kami berharap semua orang dapat menyelamatkan diri dengan cepat jika bencana terjadi,” ujar Gatot.
Lebih lanjut, Gatot mengungkapkan bahwa delapan wilayah pesisir yang dipilih untuk pemasangan EWS dan sirine ini berada di sepanjang patahan aktif di mana lempeng Indo-Australia dan Eurasia bertemu, meningkatkan risiko gempa megathrust yang dapat memicu tsunami.
Selain memasang EWS dan sirine, BPBD Jatim juga telah menginisiasi pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di beberapa wilayah yang dianggap rentan terhadap bencana.
Menurut Gatot, terdapat 2.742 desa di Jawa Timur yang memiliki potensi ancaman bencana tinggi, dan program Destana bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat di daerah-daerah tersebut.
“Salah satu langkah strategis kami adalah membentuk Destana di wilayah-wilayah dengan potensi kerawanan yang tinggi. Kami juga melakukan berbagai kegiatan seperti ekspedisi Destana dan simulasi evakuasi jika terjadi gempa besar yang diikuti tsunami,” tambah Gatot.
Sebagai bagian dari EWS tsunami, BPBD Jatim telah memasang sejumlah alat canggih, termasuk seismograf untuk mendeteksi gempa bumi yang berpotensi tsunami, Buoy Tsunami yang ditempatkan di laut terbuka untuk mengukur perubahan permukaan laut, serta sensor tekanan yang dipasang di dasar laut untuk mendeteksi gelombang tsunami.
Langkah-langkah yang diambil BPBD Jatim ini diharapkan dapat meminimalisir risiko dan korban jiwa jika terjadi bencana alam besar, serta meningkatkan ketangguhan masyarakat Jawa Timur dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami di masa mendatang. Alkalifi Abiyu