Jember, Lingkaran.net Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jember, Muhammad Fawait dan Djoko Susanto, mengambil langkah unik dan penuh simbolisme dalam Pilkada 2024.
Mereka memutuskan untuk mendeklarasikan pencalonan mereka pada Selasa, 27 Agustus 2024, di desa, tepatnya di wilayah Jember bagian barat yang dikenal dengan tingkat kemiskinannya yang tinggi.
Sementara itu, pendaftaran ke KPU akan dilakukan dua hari kemudian, Kamis, 29 Agustus 2024, bersama warga pinggir kota di pusat kota Jember.
Keputusan ini bukan tanpa alasan. Gus Fawait, yang lahir dari keluarga petani dan santri, menegaskan bahwa deklarasi di desa dipilih untuk menyampaikan pesan kuat tentang komitmen mereka dalam memberantas kemiskinan yang banyak terjadi di wilayah pedesaan.
“Kami adalah putra desa, anak petani, anak santri. Kami ingin memulai perubahan dari desa, tempat di mana kemiskinan masih menjadi masalah besar di Jember,” kata Gus Fawait, Minggu (25/8/2024).
Ia juga menjelaskan bahwa Jember menempati posisi kedua tertinggi untuk angka kemiskinan di Jawa Timur, dengan desa-desa menjadi wilayah yang paling terdampak.
Oleh karena itu, deklarasi di desa menjadi simbol tekad mereka untuk membangun kesejahteraan dari akar, yakni pedesaan.
Namun, meski fokus pada desa, pasangan ini juga tidak melupakan wilayah perkotaan. Gus Fawait dan Djoko Susanto akan mendaftarkan diri ke KPU di pusat kota Jember pada 29 Agustus 2024, sebuah langkah yang menurut mereka melambangkan keseimbangan pembangunan antara desa dan kota.
“Kami ingin membangun desa, namun kota juga perlu maju. Tekad kami adalah membangun desa dan memajukan kota secara seimbang. Inilah kenapa kami deklarasi di desa, tetapi mendaftar di kota, karena kami ingin mengatasi kemiskinan di kedua wilayah tersebut,” tegas Gus Fawait.
Strategi ini menunjukkan bahwa pasangan Gus Fawait dan Djoko Susanto ingin merangkul seluruh elemen masyarakat, baik yang tinggal di desa maupun kota.
Dengan demikian, mereka berharap dapat memberikan solusi yang komprehensif dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jember secara menyeluruh.
Langkah unik ini semakin memperkuat posisi mereka sebagai pasangan yang berkomitmen untuk menyatukan pembangunan antara desa dan kota, dengan prioritas utama membela hak-hak petani, buruh tani, dan nelayan—kelompok yang selama ini paling merasakan dampak kemiskinan di Jember. Alkalifi Abiyu