Jember, Lingkaran.net Acara Deklarasi Kampanye Damai yang digelar oleh KPU Jember di Kota Cinema Mall (KCM), pada Selasa malam, menjadi sorotan setelah pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Muhammad Fawait-Djoko Susanto memilih tidak hadir.
Keputusan ini diambil sebagai bentuk protes terhadap pelanggaran kesepakatan yang dibuat sebelumnya oleh KPU dan seluruh paslon.
Sekretaris Tim Pemenangan Gus Fawait – Djoko Susanto, Dima Akhyar, menjelaskan bahwa ketidakhadiran paslonnya bukan tanpa alasan.
Sejak awal, kata Dima, Gus Fawait Djos telah bersiap menghadiri acara tersebut, namun pihaknya merasa keberatan setelah melihat adanya pengerahan massa yang tidak sesuai dengan komitmen.
“Pada pertemuan awal, kami sepakat bahwa acara ini dibatasi hanya untuk 50 orang tanpa pengerahan massa. Namun, pada saat acara berlangsung, salah satu paslon membawa ratusan pendukung yang berorasi dengan materi provokatif,” ungkap Dima, saat dikonfirmasi, Rabu (25/9/2024).
Menurut Dima, orasi yang disampaikan pendukung paslon lain terkesan menyulut provokasi, yang seharusnya dihindari dalam deklarasi kampanye damai.
Massa yang datang dinilai sangat berisiko menimbulkan gesekan antarpendukung yang justru berlawanan dengan semangat acara tersebut.
Mengetahui adanya pengerahan massa dan situasi yang tidak kondusif, tim Guss Djos segera menyampaikan keberatan kepada KPU Jember. Namun, meski telah diberikan protes, KPU tetap melanjutkan acara tanpa ada perubahan.
“Karena itu, demi menjaga perdamaian dan menghormati komitmen yang sudah disepakati, Gus Fawait dan Pak Djoko memutuskan untuk tidak hadir. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk memastikan kampanye damai benar-benar terlaksana,” tegas Dima.
Dia menambahkan, keputusan ini diambil semata-mata untuk mencegah potensi konflik yang bisa mengganggu suasana politik yang sudah damai di Jember.
“Kampanye damai harus benar-benar damai, bukan justru menjadi ajang provokasi yang bisa memicu keributan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Dima juga menyampaikan kritik terhadap KPU Jember yang dinilai lalai dalam mengontrol pelaksanaan acara.
Menurutnya, KPU seharusnya tegas menegakkan kesepakatan yang dibuat bersama dan tidak membiarkan adanya pengerahan massa yang tidak sesuai aturan.
“Kami berharap KPU bisa lebih tegas dalam menegakkan komitmen. Deklarasi kampanye damai seharusnya menjadi momentum untuk menciptakan suasana politik yang sejuk, bukan malah sebaliknya,” kata Dima.
KPU Jember sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait protes yang dilayangkan tim Guss Djos. Namun, harapan besar tetap dipegang oleh seluruh tim agar kampanye Pilkada Jember 2024 dapat berjalan aman, damai, dan tanpa adanya gesekan yang merusak proses demokrasi.
Dengan kampanye yang akan berlangsung hingga beberapa minggu ke depan, tim Guss Djos berharap seluruh pihak, termasuk KPU, tetap berpegang pada komitmen untuk menciptakan suasana kondusif. “Kami ingin kampanye ini jadi ajang yang sehat, edukatif, dan jauh dari praktik yang bisa menodai demokrasi,” pungkas Dima.
Deklarasi Kampanye Damai ini seharusnya menjadi langkah awal menuju Pilkada yang aman, tertib, dan penuh kegembiraan. Namun, ketegangan yang terjadi malam itu menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk menjaga integritas dan komitmen bersama. Alkalifi Abiyu