Jember, Lingkaran.net Pasar Tanjung mendadak ramai saat calon Bupati Jember nomor urut 2, Muhammad Fawait, berkunjung, Kamis (3/10). Blusukan yang awalnya diperkirakan biasa saja berubah menjadi momen penuh harapan ketika para pedagang menyambutnya dengan lantunan selawat Nabi Muhammad SAW.
Suasana pasar yang penuh warna itu menjadi saksi pertemuan langsung antara pedagang dan calon pemimpin masa depan mereka. Keluhan demi keluhan tentang retribusi pasar yang terus melambung seperti tidak terbendung.
Halimah, seorang pedagang sayuran, menyuarakan keresahannya. “Pajak di sini naik terus, Gus, sudah tidak terjangkau lagi. Tolong nanti kalau jadi bupati, turunkan kembali retribusinya,” katanya.
Devi, pedagang di lantai dua, menyampaikan masalah lain. Manajemen pasar yang menurutnya tidak berjalan maksimal. “Petugas jarang keliling, jadi konflik antara pedagang atas dan bawah terus terjadi. Fasilitas juga tidak ada perbaikan,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Gus Fawait, yang biasa disapa dengan nama penuh hormat ini, terlihat terenyuh mendengar berbagai keluhan tersebut.
“Pemerintah harusnya ada di sini, bersama masyarakat, melihat langsung permasalahan yang ada di lapangan. Retribusi yang naik sampai 200 persen ini tidak masuk akal. Jika saya terpilih, kita akan kembalikan seperti semula,” tegasnya, yang disambut senyum lebar dari para pedagang.
Selain janji penurunan retribusi, Gus Fawait juga memaparkan visinya untuk menata ulang Pasar Tanjung, yang dia anggap sebagai ikon ekonomi Jember.
“Pasar ini adalah denyut nadi perekonomian Jember. Kita harus pastikan pasar ini lebih tertata, bersih, dan layak bagi pedagang maupun pengunjung,” terangnya.
Tak hanya janji, momen blusukan ini juga diwarnai interaksi hangat antara Gus Fawait dan pedagang, dengan lantunan doa yang terus mengalir untuk kemenangannya di Pilbup Jember.
“Bismillah, Gus, kami yakin di tangan Anda, pasar ini bisa berubah lebih baik,” ucap salah satu pedagang sembari mengangkat kedua tangannya.
Dengan semangat dan harapan besar dari para pedagang Pasar Tanjung, Gus Fawait melangkah pulang, membawa janji yang diukir dalam hati mereka—sebuah janji perubahan yang akan membawa pasar kembali hidup. Alkalifi Abiyu