Surabaya, Lingkaran.net Pengakuan dunia terhadap kekayaan budaya Indonesia kembali bertambah. Seni pertunjukan tradisional Reog Ponorogo kini resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang diakui oleh UNESCO.
Keputusan bersejarah ini diumumkan dalam sidang ke-19 The Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay pada 3-5 Desember 2024.
Bagi masyarakat Ponorogo, kabar ini membawa kebanggaan sekaligus tanggung jawab besar. Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi Demokrat, Miseri Efendy, yang juga putra asli Ponorogo, menyampaikan rasa syukur atas pencapaian ini.
“Pengakuan ini bukan hanya kebanggaan bagi masyarakat Ponorogo, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia. Dunia kini mengakui bahwa Reog adalah kekayaan budaya yang tak ternilai,” ujar Miseri, Sabtu (7/12/2024).
Simbol Kebesaran Budaya Indonesia
Miseri menegaskan bahwa pengakuan ini memberikan prestise global bagi Ponorogo dan Indonesia. Seni Reog, yang dikenal dengan tarian topeng dan musik tradisionalnya, kini berdiri sejajar dengan berbagai warisan budaya dunia lainnya.
“Reog adalah simbol kebesaran Ponorogo. Selain menjadi warisan budaya, seni ini juga mencerminkan nilai-nilai keberanian, kebersamaan, dan kreativitas masyarakat kita,” katanya.
Momentum untuk Melestarikan Budaya
Pengakuan UNESCO, menurut Miseri, adalah awal dari perjalanan yang lebih besar. “Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk melestarikan Reog agar tetap relevan dan dikenal oleh generasi mendatang,” jelasnya.
Ia juga berharap momentum ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong promosi pariwisata dan pengembangan seni budaya di Ponorogo.