Surabaya, Lingkaran.net Peranti berukuran kecil merupakan salah satu inovasi yang mampu mendukung efisiensi mobilitas manusia. Namun, jika hal tersebut diaplikasikan pada teknologi antena, justru menyebabkan performa antena yang cenderung menurun.
Hal inilah yang mendorong Guru Besar ke-210 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan metode untuk meningkatkan performa teknologi antena dalam ukuran peranti yang kompak (compact).
Prof Eko Setijadi ST MT PhD menerangkan, teknologi antena merupakan teknologi untuk mengubah sinyal listrik dari kabel menjadi gelombang elektromagnetik yang dapat merambat di udara. Umumnya, teknologi tersebut digunakan pada perangkat telekomunikasi, radar, navigasi, hingga radio.
“Guna meningkatkan konektivitas perangkat tersebut, maka dibutuhkan peningkatan performa dari teknologi antena,” jelas Eko.
Guru besar dari Departemen Teknik Elektro ITS tersebut menambahkan, performa yang dimaksud adalah tuntutan untuk dapat menyediakan jaringan internet 5G, 6G, hingga membuatnya sebagai peranti implantable di bidang medis.
Oleh sebab itu, diinovasikan metode pengembangan teknologi antena dari sisi gain, bandwidth, dan keduanya untuk memberikan performa maksimal dengan ukuran kompak.
Lebih lanjut, lelaki lulusan Kumamoto University, Jepang tersebut menerangkan bahwa gain pada teknologi antena berfungsi sebagai penguatan sinyal input untuk output-nya.
Hal ini dilakukan dengan memberikan slot pada permukaan logam. Kemudian dihubungkan dengan daya antara dua antena yang sudah dikombinasikan ring pada resonator antena.
“Dengan metode ini, peningkatan gain mencapai hingga 14 dB yang beroperasi pada frekuensi 26 GHz,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dosen dari Laboratorium Jaringan dan Telekomunikasi Multimedia, Departemen Teknik Elektro ITS ini juga mengembangkan rentang frekuensi penyebaran sinyal agar antena dapat beroperasi secara efektif.