Lingkaran.net - Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur Lilik Hendarwati, mendorong perlindungan hukum dan jaminan sosial bagi pekerja sektor informal menyusul dua kematian tragis pengemudi ojek online (Ojol).
Dua pengemudi Ojol ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan pada hari yang sama, Minggu pagi (27/7). Peristiwa ini mengundang duka mendalam dan sorotan tajam terhadap kondisi keamanan dan kesejahteraan para pekerja sektor informal, khususnya ojol.
Korban pertama adalah seorang pria asal Surabaya yang ditemukan tewas gantung diri diduga akibat tekanan ekonomi. Sementara itu, korban kedua adalah seorang perempuan asal Sidoarjo yang ditemukan tak bernyawa, tubuhnya dibungkus plastik dan kardus di kawasan Gresik. Kedua kejadian ini menyayat hati dan menyita perhatian publik.
Seruan Keadilan dari DPRD Jatim
Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati, menyatakan keprihatinan mendalam atas tragedi tersebut. Dalam pernyataan resminya, ia menyebut kejadian ini sebagai “jeritan sunyi dari jalanan” yang harus didengar dan ditindaklanjuti oleh negara.
“Dalam sepekan ini, hati kita tercabik menyaksikan dua tragedi memilukan menimpa para pekerja ojek online. Satu ditemukan gantung diri karena tekanan hidup yang mencekik, satu lagi dibunuh saat berjuang mengais rezeki,” ujar Lilik, legislator dari Dapil Surabaya, Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, kedua korban bukan sekadar pengemudi. Mereka adalah pejuang nafkah, ayah dan ibu dari keluarga yang menggantungkan harapan pada pekerjaan mereka.
“Duka ini bukan hanya milik keluarga mereka, tapi milik kita semua. Ini potret getir dari kondisi sosial-ekonomi dan keamanan kita hari ini. Jika negara belum mampu memberi kesejahteraan yang layak, maka paling tidak: beri mereka rasa aman,” tegasnya.
Dorongan Kebijakan Nyata untuk Ojol dan Pekerja Harian
Lilik Hendarwati mendorong pemerintah untuk tidak lagi menutup mata terhadap kerentanan para pekerja informal. Ia mengusulkan beberapa langkah strategis. Perlindungan hukum dan keamanan bagi pengemudi ojol dan kurir, sistem pengaduan dan perlindungan berbasis komunitas, skema jaminan sosial dan bantuan produktif untuk pekerja harian.
Selain itu, penyediaan titik istirahat aman dan fasilitas publik ramah ojol serta pemberdayaan ekonomi bagi perempuan pekerja informal.
“Negara tak boleh kalah oleh keheningan derita warganya. Jangan tunggu tragedi berikutnya untuk membuat kita sadar,” ujarnya.
Ajakan Peduli dan Menghargai Pejuang Jalanan
Lilik juga mengajak masyarakat untuk saling peduli dan tidak mengabaikan keberadaan para pekerja informal yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.
“Perjuangan kalian bukan hal remeh. Kalian adalah penopang ekonomi keluarga dan masyarakat. Kami dengar suara kalian, dan kami akan terus suarakan hak kalian,” pungkasnya.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa di balik hiruk pikuk kota dan lalu lintas yang padat, ada jeritan diam yang tak boleh lagi diabaikan. Kematian dua pengemudi ojol ini harus menjadi momentum perubahan kebijakan yang lebih berpihak pada keadilan sosial dan keamanan rakyat kecil.
Editor : Setiadi