Lingkaran.net - Prestasi kembali ditorehkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di ajang nasional. Tim mahasiswa Departemen Arsitektur ITS berhasil meraih Juara II dalam Transjakarta BRT Station Design Competition, sebuah sayembara desain halte masa depan yang digelar PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), beberapa waktu lalu.
Kompetisi bergengsi ini menantang peserta untuk merancang halte modern yang inklusif, berkelanjutan, dan berkarakter budaya Betawi. Tiga kategori lokasi menjadi fokus perancangan, yakni Halte Lebak Bulus, Halte Taman Sari, dan Halte Mampang Prapatan.
Baca juga: ITS Kembangkan Paving Anti-Banjir Ramah Lingkungan dari Limbah PLTU
Desain para pemenang rencananya akan direalisasikan sebagai halte percontohan pada tahun 2026.
Lebih dari 200 tim mahasiswa arsitektur dari berbagai kampus di Indonesia turut bersaing dalam ajang ini. Setelah melalui seleksi dan penjurian ketat, Tim Vesta Fora dari Departemen Arsitektur ITS berhasil menempati posisi Juara II untuk kategori Halte Taman Sari.
Tim ini diketuai oleh Nabil Malik Ibrahim dengan anggota Naurah Qatrunnada R dan M. Raihan Adhika P. Mereka mengusung konsep desain bertajuk “Simpul Kota Budaya dan Mobilitas Jakarta”, yang melihat halte bukan sekadar tempat naik-turun penumpang, tetapi juga simpul penghubung aktivitas urban di sekitarnya.
Nabil menjelaskan, desain mereka menggunakan pendekatan berbasis konteks dengan menyatukan dua massa bangunan yang melintas di atas sungai tanpa merusak dinding Kali Batang Hari yang merupakan objek konservasi.
“Sistem struktur kami rancang hati-hati agar tidak merusak elemen eksisting kawasan,” ujarnya.
Baca juga: Wiwik Dahani Raih Gelar Doktor di Usia 63 Tahun, Buktikan Semangat Menuntut Ilmu Tak Kenal Batas
Inklusivitas menjadi prioritas utama. Penggunaan ramp pada area halte serta lift pada jembatan penyeberangan orang (JPO) memastikan akses universal bagi seluruh kelompok pengguna, termasuk penyandang disabilitas dan lansia.
Untuk merespons iklim tropis Jakarta, desain ini dilengkapi kanopi, perforated panel, dan ventilasi alami yang berfungsi mengurangi panas sekaligus meningkatkan kenyamanan termal.
Perforated panel tersebut juga menampilkan motif batik Betawi, sesuai identitas lokal yang menjadi nilai utama kompetisi.
Elemen budaya Betawi lain yang dihadirkan meliputi pagar langkan khas Betawi, teras, serta tegel Betawi yang memperkuat karakter visual halte tanpa mengurangi fungsi modernnya.
Baca juga: Mahasiswi ITS Raih Dua Gelar di Putri Kampus Indonesia 2025
Prestasi ini menegaskan kemampuan mahasiswa ITS dalam menciptakan solusi arsitektur inovatif yang responsif terhadap lingkungan, inklusif, dan mengutamakan kenyamanan pengguna.
Jika desain “Simpul Kota” direalisasikan pada 2026, karya ini akan menjadi kontribusi nyata ITS terhadap masa depan ruang publik dan sistem transportasi Jakarta yang lebih aman, nyaman, dan humanis.
Selain itu, desain ini turut mendukung pencapaian beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain SDG 9 (Industri, Inovasi, Infrastruktur), SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), SDG 10 (Mengurangi Kesenjangan), dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Editor : Setiadi