Surabaya, Lingkaran.net Kabupaten Sampang sedang menghadapi ancaman serius dengan lonjakan drastis kasus demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data Dinas Kesehatan, 690 kasus telah tercatat sejak Januari hingga November 2024.
Angka ini meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menandakan adanya situasi yang tidak wajar.
Baca juga: Impor Sapi Dibuka, DPRD Jatim: Jangan Sampai Harga Sapi Lokal Anjlok!
Wakil Ketua DPRD Jatim, Sri Wahyuni, S.Kep., Ns., menilai lonjakan ini berpotensi untuk dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Menurutnya, KLB dapat ditetapkan jika peningkatan kasus mencapai 2-3 kali lipat dari angka normal.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, terutama karena musim penghujan menciptakan genangan air yang menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (19/12/2024).
Lonjakan kasus DBD telah memberikan dampak besar bagi masyarakat. Plt Direktur RSUD dr. Mohammad Zyn mengungkapkan bahwa mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakitnya adalah anak-anak.
"Sejak 1 hingga 12 Desember saja, kami sudah merawat 80 pasien baru. Banyak dari mereka membutuhkan perawatan intensif," jelasnya.
Selain tekanan pada sistem kesehatan, masyarakat juga menghadapi beban ekonomi yang signifikan. Biaya pengobatan DBD yang tidak murah serta kehilangan produktivitas kerja membuat banyak keluarga terpukul secara finansial.
Baca juga: Pansus DPRD Jatim Soroti Orkestrasi Lintas OPD di Program Nawa Bhakti Satya
Faktor Penyebab dan Upaya Pemerintah
Kabid Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Sampang, Syamsul Hidayat, menyebut cuaca ekstrem dan rendahnya kesadaran masyarakat akan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai faktor utama. Genangan air selama musim hujan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Pj Bupati Sampang, Rudi Arifianto, mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan melalui gerakan 3M: menguras, menutup, dan mengubur. Selain itu, kami sudah melakukan pengasapan (fogging) dan membagikan abate kepada masyarakat di wilayah rawan, katanya.
Baca juga: KPK Kaget Saat Mathur Husyairi Ungkap Korupsi Dana Hibah, Apa Itu
Sri Wahyuni menegaskan perlunya langkah lebih tegas dari pemerintah daerah. Kita harus bergerak cepat untuk melindungi masyarakat. Penetapan KLB bisa menjadi langkah awal untuk memastikan alokasi sumber daya yang cukup, katanya.
Selain itu, masyarakat diharapkan lebih sadar pentingnya pencegahan, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan kelambu, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala DBD.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan lonjakan kasus DBD ini dapat segera diatasi dan dampak besar yang dirasakan masyarakat dapat diminimalkan. Alkalifi Abiyu
Editor : Redaksi