Lingkaran.net – Kericuhan dalam kegiatan pentas seni dan budaya Papua yang berlangsung di kawasan wisata Kya-Kya, Surabaya, Minggu (28/7/2025) malam dipicu oleh ketidakterlibatan mahasiswa Papua dalam acara tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Kasat Intelkam Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKP Amir Mahmud.
Menurut Amir, acara yang digelar oleh Perkumpulan Alumni Papua Jawa Timur itu mendapat penolakan dari mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di Surabaya.
Para mahasiswa merasa tidak diajak berpartisipasi dalam penyelenggaraan acara yang membawa nama budaya mereka.
"Ya, yang terjadi itu adalah penolakan dari adik-adik mahasiswa yang ada di Surabaya terhadap senior-senior mereka yang melaksanakan kegiatan pentas seni," ujarnya.
Kegiatan pentas seni ini sebenarnya bertujuan mengenalkan budaya Papua kepada masyarakat Surabaya. Acara tersebut digelar oleh komunitas warga Papua yang berdomisili di Surabaya.
"Sebetulnya pentas seni itu sangat bagus juga. Iya. Untuk mungkin mengakreditasi bahwa di Papua itu ada, memang masyarakat Papua yang ada di Surabaya," jelas Amir.
Namun karena merasa tidak dilibatkan, sejumlah mahasiswa mencoba menghentikan jalannya acara. Dari situlah kericuhan terjadi.
"Akhirnya mereka itu ya berusaha untuk menghentikan kegiatan tersebut, sampai terjadi aksi-aksi itu," lanjutnya.
Meski sempat terjadi ketegangan, Amir memastikan situasi tidak meluas karena masyarakat sekitar dan pengunjung Kya-Kya tidak terprovokasi.
"Alhamdulillah warga sekitar di sini tidak terpicu dengan keadaan seperti ini," pungkasnya.
Diketahui, acara pentas seni dan budaya Papua di Kya-Kya Surabaya mendadak ricuh saat sekelompok orang yang mengaku sebagai mahasiswa Papua datang membubarkan acara tersebut.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Perkumpulan Alumni Papua Jawa Timur dan menghadirkan salah satu mantan atlet nasional, Serafi Unani, sebagai tamu utama.
Editor : Zaki Zubaidi