x lingkaran.net skyscraper
x lingkaran.net skyscraper

Fraksi PDIP DPRD Jatim Kawal Ketat Program Sekolah Rakyat

Avatar Alkalifi Abiyu

Politik & Pemerintahan

Lingkaran.net - Sekolah rakyat sudah di mulai. Sekolah yang di gelar untuk anak anak keluarga miskin guna memutus mata rantai kemiskinan melalui penyediaan akses pendidikan gratis dan berkualitas, sudah dimulai dalam tahun ajaran 2025-2026 ini.

Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Hari Yulianto, menegaskan komitmennya untuk mengawal penuh pelaksanaan program Sekolah Rakyat di Jawa Timur. Dari 63 secara Nasional, 12 sekolah rakyat ada di Jatim

Anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim itu menekankan pentingnya pengawasan agar program yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin ini tidak disalahgunakan.

“Kami akan mengawal penuh pelaksanaannya dan jangan sampai ada penyimpangan,” tegas Hari Yulianto di Surabaya, Selasa (15/7/2025).

Seperti diketahui, sebanyak 19 Sekolah Rakyat di Jawa Timur siap dibuka pada tahun ajaran 2025/2026. Pada tahap pertama (1A), 12 sekolah telah resmi memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) (14/07/25) kemarin, diikuti 1.183 siswa.

Tahapan ini didukung oleh 12 kepala sekolah, 175 guru, dan sekitar 137 tenaga kependidikan. 

Sekolah-sekolah ini mencakup jenjang SD, SMP hingga SMA dengan total 48 rombongan belajar (rombel), tersebar di berbagai kabupaten/kota seperti Batu, Malang, Lamongan, Banyuwangi, Pasuruan, hingga Surabaya.

Sementara itu, tahap kedua (1B) dengan 7 sekolah tambahan akan mulai operasional pada akhir Juli 2025, sehingga total menjadi 19 sekolah.

Jika keseluruhan tahap berjalan sesuai rencana, maka total 1.225 anak dari keluarga berpenghasilan terendah (desil 1–2) akan mendapatkan layanan pendidikan dasar hingga menengah melalui program Sekolah Rakyat ini. 

Hari berharap Program ini juga mampu menjangkau anak-anak putus sekolah, tidak terdaftar di Dapodik, hingga mereka yang hidup di jalanan, agar mendapat hak pendidikan layak sesuai misi pemerintah Jawa Timur.

“Fokus utama dari Sekolah Rakyat adalah kelompok paling miskin dalam DTSEN, terutama yang putus sekolah dan tidak tercatat dalam Dapodik,” jelas pria yang akrab disapa Hari Keceng ini.

"Pelaksanaan di lapangan harus selektif dan tepat sasaran. Harus benar-benar yang belum tersentuh pendidikan formal. Ini perlu dicermati semuanya. Jangan sampai asal-asalan dalam pelaksanaannya,” lanjutnya.

Lebih jauh, Hari menekankan bahwa pengawasan harus dilakukan secara berkala agar pelaksanaan Sekolah Rakyat sejalan dengan visi Presiden Prabowo, yakni membangun sumber daya manusia yang berkarakter dan terampil.

“Pendidikan yang diberikan harus mampu membentuk karakter dan membekali siswa dengan wawasan serta keterampilan yang relevan dengan tantangan masa depan. Pastikan program ini dijalankan sesuai amanah. Semua pihak, baik pusat maupun daerah, harus terlibat dan berkomitmen. Ini adalah investasi masa depan bangsa,” tandas Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sidoarjo tersebut.

Artikel Terbaru
Selasa, 15 Jul 2025 20:40 WIB | Umum

Kadin Jatim Perkuat LPKS, LaNyalla: Ini Kunci Tekan Pengangguran 

Lingkaran.net - Komitmen Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur untuk terus membangun ekosistem ketenagakerjaan yang lebih berkualitas melalui penguatan ...
Selasa, 15 Jul 2025 20:29 WIB | Hype

Kontroversi Sound Horeg, Ternyata Ini Sejarah dan Asal Usulnya

Bagaimana sejarah sound horeg? Simak usalannya berikut ini. ...
Selasa, 15 Jul 2025 18:01 WIB | Umum

Risma Bongkar Kunci Jadi Pemimpin Hebat di Depan Pejabat ITS: Jangan Diam Kalau Mau Maju 

Lingkaran.net - Guna menumbuhkan semangat kepemimpinan yang kuat dan berintegritas di lingkungan perguruan tinggi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ...