Lingkaran.net - Fenomena puluhan siswa SMK Negeri yang putus sekolah di Malang Raya mendapat sorotan tajam dari Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Dr. Puguh Wiji Pamungkas.
Ia meminta pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Jawa Timur, segera melakukan langkah mitigasi yang serius agar kondisi ini tidak berkembang menjadi tren yang lebih luas.
Baca juga: Fraksi PDIP DPRD Jatim Dukung Program Revitalisasi Tambak
Berdasarkan data dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Negeri Kabupaten Malang, setidaknya ada 27 siswa yang putus sekolah dari sembilan SMK Negeri di wilayah tersebut pada tahun ajaran 2024/2025. Jika ditambah dari Kota Malang dan Kota Batu, jumlahnya mencapai 30 siswa.
“Ini menjadi potret yang cukup mengkhawatirkan. Meskipun jumlahnya belum besar, tapi kalau dibiarkan bisa jadi tren. Anak-anak yang sudah diterima di SMK Negeri bisa putus sekolah, ini kan ironi,” kata Puguh, Kamis (24/7/2025).
Menurut Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jatim itu, penyebab utama putus sekolah masih berkutat pada dua hal klasik, masalah ekonomi dan minimnya motivasi belajar.
“Kalau alasannya ekonomi, pemerintah sebenarnya sudah banyak memberikan dukungan. Selain BOS, ada juga BPOPP, program PIP, dan beasiswa-beasiswa lain dari Pemprov. Tinggal bagaimana sekolah mampu mengakses dan mendampingi siswa dengan tepat,” jelasnya.
Puguh juga menyoroti pentingnya peran sekolah dan lingkungan dalam menciptakan atmosfer belajar yang kondusif dan memotivasi siswa. Ia menilai, jika siswa kehilangan semangat belajar, maka bisa jadi karena tidak adanya dukungan yang cukup dari guru, wali murid, dan lingkungan sosial di sekitarnya.
Baca juga: DPRD Jatim Anggap Wajar Penutupan Koperasi Merah Putih di Tuban Usai Diresmikan Prabowo
“Saya kira kepala sekolah, guru, dan wali murid harus lebih sering berdialog. Jangan hanya seremonial, tapi benar-benar mendampingi anak-anak. Kalau mereka tidak termotivasi, artinya lingkungan sekolah belum cukup inspiratif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Puguh mendorong Cabang Dinas Pendidikan di Malang Raya untuk segera mengambil langkah taktis. “Malang ini dikenal sebagai pusat pendidikan di Jatim. Kalau justru di sini angka putus sekolah naik, ini jadi tamparan,” tegasnya.
Sebagai solusi jangka pendek, Puguh juga menyinggung keberadaan Sekolah Rakyat yang dibentuk oleh Pemprov Jatim untuk menampung siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri.
Baca juga: DPRD Jatim Desak Aparat Tindak Tegas Pelaku Oplosan Beras
“Sekolah Rakyat di Kota Malang itu bisa dimaksimalkan, jangan sampai anak-anak kehilangan kesempatan belajar hanya karena faktor ekonomi atau motivasi yang rendah.”
Puguh berharap seluruh pihak, termasuk dinas, sekolah, dan orang tua, bisa duduk bersama menyusun strategi untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman putus sekolah.
“Jangan sampai kita kehilangan generasi hanya karena abai di titik-titik awal seperti ini,” pungkasnya.
Editor : Setiadi