Surabaya, Lingkaran.net Pengamat politik senior Rocky Gerung kembali memicu perhatian publik dalam pidatonya yang berani di rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Sabtu (12/10/2024).
Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-79 Provinsi Jawa Timur, Rocky tanpa ragu menyoroti kinerja para wakil rakyat, menegaskan bahwa parlemen harus menjadi forum diskusi serius, bukan sekadar ajang transaksi politik.
Baca juga: Catatan Panas Banggar DPRD Jatim soal APBD 2025
"DPRD adalah parlemen yang dirancang untuk bicara tanpa basa-basi. Bukan tempat untuk transaksi amplop," tegas Rocky, langsung disambut perhatian penuh dari hadirin.
Tak hanya itu, Rocky berjanji akan kembali ke DPRD Jatim untuk mengevaluasi kinerja mereka. "Saya akan kembali ke sini, diundang atau tidak, untuk menilai, apakah Indeks Demokrasi Indonesia sudah tumbuh karena pengaruh dari Jawa Timur?" Tegasnya.
Rocky juga menyentil soal kunjungan kerja anggota dewan yang sering kali hanya menjadi formalitas belaka. "Kunjungan kerja bukan sekadar foto-foto di depan kantor instansi, tapi harus terjun langsung ke lokasi yang benar-benar membutuhkan solusi," katanya dengan tajam.
Ia berharap agar setiap kunjungan kerja memberikan dampak nyata dalam menyelesaikan masalah di masyarakat, bukan sekadar kegiatan ceremonial.
Lebih lanjut, Rocky memuji potensi besar Jawa Timur yang dianggapnya sebagai penopang wilayah Indonesia timur dan tengah.
"Jawa Timur itu menghasilkan daging sapi dan bumbu pecel yang didistribusikan hingga ke rakyat di seluruh Indonesia bagian timur dan tengah. Jatim mempertahankan kemakmuran rakyat kita yang kini tengah mengalami kesulitan ekonomi," jelas Rocky.
Baca juga: Belanja Daerah Jatim Naik Rp2,7 Triliun, Defisit APBD 2025 Membengkak Jadi Rp4,39 Triliun
Selain itu, Rocky juga mengingatkan pentingnya sejarah perjuangan Jawa Timur dan Surabaya dalam pembentukan negara. Ia menyebut Surabaya sebagai "ibu kota Perlawanan Kemerdekaan Bangsa," dengan mengingatkan peran tokoh-tokoh besar seperti Bung Tomo dan Ir. H. Juanda yang mewariskan semangat perjuangan bagi bangsa.
Namun, bukan Rocky Gerung jika tak menyisipkan kritik pedas. Ia menyoroti angka stunting di Jawa Timur yang masih tinggi, mencapai 22 persen, dan mengingatkan bahwa angka ini harus ditekan hingga 15 persen.
"Stunting adalah tanda bahwa kita gagal dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyat. Jawa Timur, sebagai provinsi besar, harus lebih fokus menangani masalah ini, bukan hanya bicara," ujarnya.
Menutup pidatonya, Rocky menekankan bahwa peradaban Surabaya dan Jawa Timur seharusnya menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengatasi kemiskinan dan ketimpangan.
Baca juga: Pendapatan Daerah Jatim Naik Rp91 Miliar, Banggar DPRD Tekankan Optimalisasi Pajak dan Aset Idle
"Dalam setahun ke depan, kita ingin melihat Jawa Timur menjadi pemimpin dalam upaya memberantas kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat," pungkasnya.
Pidato Rocky Gerung ini menjadi refleksi tajam bagi para pemimpin daerah dan anggota DPRD Jatim, menekankan bahwa tugas besar mereka bukan hanya retorika, tetapi tindakan nyata untuk perubahan. Alkalifi Abiyu
Editor : Redaksi