Surabaya, Lingkaran.net Identitas visual menjadi elemen penting dalam membangun reputasi dan citra perguruan tinggi di tengah persaingan global.
Melihat pentingnya pengelolaan identitas visual yang strategis dan konsisten, Dr Putri Dwitasari, ST, MDs, lulusan Program Studi Doktor Manajemen Teknologi dari Sekolah Interdisipliner Manajemen dan Teknologi (SIMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), merancang instrumen penilaian tingkat kematangan pengelolaan identitas visual strategis untuk perguruan tinggi di Indonesia.
Baca juga: Raih Doktor di Usia 25, Almas Cetak 35 Publikasi dan Jalin Kolaborasi Internasional
Disertasi yang disusun Putri tidak hanya bersifat konseptual, tetapi juga aplikatif. Ia menilai bahwa selama ini identitas visual sering dipahami secara sempit sebagai aspek desain semata, tanpa memperhatikan nilai strategisnya dalam komunikasi publik dan manajemen reputasi kampus.
“Saya melihat masih banyak inkonsistensi dalam penerapan identitas visual di perguruan tinggi. Identitas visual seharusnya bukan hanya soal estetika, tetapi bagian dari strategi komunikasi yang menyeluruh,” jelas Putri yang juga merupakan dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS.
Dalam risetnya, Putri mengembangkan instrumen berbasis gabungan dari model Expressiveness Quotient (EQ)—yang mencakup lima dimensi: visibility, distinctiveness, transparency, authenticity, dan consistency—dengan pendekatan maturity assessment model.
Untuk menguji relevansi dan efektivitas instrumennya, ia melakukan observasi dan audit visual di lima Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) terbaik di Indonesia, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Kampus-kampus ini dipilih berdasarkan capaian mereka di pemeringkatan dunia seperti QS World University Rankings, Times Higher Education (THE), dan Webometrics.
Empat Tahapan Penelitian Komprehensif
Riset ini berlangsung selama tiga tahun dan melalui empat tahap utama.
Baca juga: Kolaborasi ITS - Unair Perkuat Kepemimpinan Riset ASEAN Lewat Forum BCG 2025
Pertama, kata dia, visual audit terhadap elemen identitas visual kampus. Kedua, wawancara mendalam dengan pengelola identitas visual.
Selanjutnya, penyusunan instrumen penilaian tingkat kematangan pengelolaan identitas visual dan implementasi instrumen sebagai alat evaluasi strategis.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah kerangka kerja pengelolaan identitas visual strategis yang dapat diterapkan secara luas oleh institusi pendidikan, baik negeri maupun swasta.
Putri, yang merupakan alumnus DKV ITS dan Magister Desain ITB, menyatakan bahwa instrumen ini dirancang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan karakter masing-masing institusi.
Baca juga: ITS Loloskan 2.363 Mahasiswa Baru Jalur SNBT 2025, Prodi Teknik Jadi Primadona!
Ia juga menyebut bahwa penelitiannya mendukung poin ke-9 Sustainable Development Goals (SDGs): Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
“Saya berharap instrumen ini bisa dijadikan standar evaluasi berkala dalam manajemen identitas visual perguruan tinggi di Indonesia,” ujarnya.
Putri juga merencanakan penyederhanaan instrumen agar lebih praktis dan mudah diadopsi oleh institusi pendidikan lainnya di masa mendatang. (*)
Editor : Alkalifi Abiyu