Diskon Pajak Kendaraan untuk Ojol dan Warga Miskin, DPRD Jatim: Langkah Konkret Lawan Kemiskinan Ekstrem

Reporter : Alkalifi Abiyu
Adam Rusydi, Ketua Komisi C DPRD Jatim. (Foto: Humas DPRD Jatim)

Lingkaran.net - Ketua Komisi C DPRD Jawa Timur, Adam Rusydi, memberikan apresiasi tinggi terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang kembali menghadirkan program pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). 

Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk nyata keberpihakan pemerintah dalam mendorong penghapusan kemiskinan ekstrem, khususnya bagi kalangan pengemudi ojek online (ojol) dan masyarakat tidak mampu.

Baca juga: Diskop UKM Gelar Pelatihan Dimsum, Lilik Hendarwati: Efektif Dongkrak Kreativitas UMKM Perempuan di Jatim

Program pemutihan pajak yang berlangsung mulai 14 Juli hingga 31 Agustus 2025 ini mencakup sasaran yang lebih luas dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

“Kami sangat mengapresiasi, karena program ini bukan hanya menyasar kendaraan pribadi, tapi juga mencakup pengemudi ojol dan warga miskin. Ini adalah bentuk keberpihakan yang nyata dalam upaya penghapusan kemiskinan ekstrem,” ujar Adam, Selasa (15/7/2025).

Pria yang juga Ketua DPD Partai Golkar Sidoarjo pun berharap program ini dapat dimanfaatkan maksimal oleh masyarakat dan berdampak positif terhadap kepatuhan pajak di Jatim. 

“Kita dorong masyarakat untuk menjadi warga negara yang baik dan taat pajak. Ini momentum yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin,” tegasnya.

Adam Rusydi menegaskan bahwa DPRD Jatim, khususnya Komisi C, akan terus mendukung langkah-langkah Pemprov Jatim yang berpihak pada rakyat kecil. 

“Penghapusan kemiskinan ekstrem tidak cukup dengan bantuan sosial. Diperlukan kebijakan afirmatif seperti ini yang memberi ruang napas kepada pelaku ekonomi kecil seperti ojol dan masyarakat miskin,” pungkasnya.

Baca juga: Ketua Komisi A DPRD Jatim Dukung SE Mendagri: Kepala Daerah Wajib Standby hingga 15 Januari 2026

Ojol dan Warga Miskin Dapat Prioritas

Kepala Bapenda Jatim, Bobby Soemiarsono, menjelaskan bahwa pembebasan pajak tahun ini menyasar 152.523 kendaraan milik masyarakat miskin yang tercatat dalam basis data P3KE (Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) dan 16.334 kendaraan milik ojol yang terdaftar resmi pada delapan aplikator.

“Pengemudi ojol tak perlu repot-repot membawa surat keterangan, cukup berdasarkan data dari aplikator. Jika nama mereka terdaftar sebagai mitra resmi, maka otomatis akan difasilitasi,” jelas Bobby.

Selain itu, masyarakat umum tetap bisa menikmati diskon pajak kendaraan mulai 1 Juli hingga 31 Desember 2025, dengan besaran diskon yakni Kendaraan pribadi (non-progresif): Diskon 24,7%, Kendaraan umum (angkutan orang): Diskon 39,76%, Angkutan barang: Diskon 27,71%, Pajak progresif: Diskon 29,13% - 34,11%, Kendaraan layanan publik (ambulans, pemadam, dll): Diskon 39,76%, BBNKB: Potongan 37,25Úri nilai dasar.

Baca juga: Khofifah Kucurkan Rp48 Miliar, Wakil Ketua DPRD Jatim Sri Wahyuni: Anak Jatim Wajib Tetap Sekolah

Total manfaat program ini diperkirakan mencapai Rp13,68 miliar, dari 878.000 kendaraan, dengan potensi penerimaan daerah sebesar Rp231 miliar.

Bobby mengakui bahwa program ini berdampak pada penurunan pendapatan daerah akibat penyesuaian regulasi pajak kendaraan di tingkat nasional. 

“Ada penurunan sekitar Rp4,2 triliun. Tapi kami ambil langkah ini demi memastikan tidak ada kenaikan pajak bagi masyarakat dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya.

Editor : Setiadi

Politik & Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru