Lingkaran.net - Partai Golkar kembali menjadi sorotan publik usai mencuatnya isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang disebut-sebut bakal mengganti Ketua Umum Bahlil Lahadalia.
Kabar ini ramai dibicarakan sejak Musyawarah Nasional (Munas) XI Golkar pada 20–21 Agustus 2024, yang menetapkan Bahlil sebagai ketua umum.
Isu ini bahkan dikaitkan dengan dugaan “cawe-cawe” mantan Presiden Joko Widodo dalam proses penetapan Bahlil. Namun, baik pihak Golkar maupun istana telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Belakangan, sejumlah media mengabarkan bahwa posisi Bahlil mulai goyah di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Meski demikian, Bahlil secara tegas menepis rumor tersebut dan menegaskan bahwa Golkar tetap solid di bawah kepemimpinannya.
Sementara, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, M. Sarmuji, juga membantah keras isu Munaslub yang beredar. Dengan bahasa santai namun tegas, Sarmuji mengatakan, “Minta maaf, ora perlu dikomentari. Wong nggege mongso. Ora ono angin ra ono udan,” kata Sarmuji saat dikonfirmasi Lingkaran.net, Senin (11/8/2025).
Jawaban itu yang berarti “Tidak perlu dikomentari, hanya mengada-ada. Tidak ada tanda-tanda apa pun.”
Pihak internal Golkar pun menegaskan bahwa saat ini partai tengah fokus menghadapi agenda politik nasional, bukan sibuk memikirkan pergantian kepemimpinan.
Meski demikian, isu Munaslub Golkar diprediksi masih akan menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan politik dalam waktu dekat.
Munaslub yaitu forum tertinggi dalam suatu organisasi yang diselenggarakan di luar jadwal musyawarah nasional reguler.
Tujuannya biasanya untuk mengambil keputusan penting secara cepat, seperti pergantian ketua umum, perubahan AD/ART, atau penyikapan terhadap krisis internal.
Editor : Setiadi
