Lingkaran.net - Tragedi kebakaran melanda Gedung Grahadi Surabaya pada Sabtu (30/8/2025) malam saat aksi massa berlangsung di sekitar lokasi.
Api melalap bagian atap dan beberapa ruangan sisi barat, membuat bangunan bersejarah yang berstatus cagar budaya Jawa Timur itu mengalami kerusakan serius.
Peristiwa ini sontak memicu perhatian publik, mengingat Grahadi bukan hanya gedung pemerintahan, tetapi juga simbol sejarah yang telah berdiri lebih dari dua abad.
Belasan unit mobil damkar Kota Surabaya dikerahkan, dan setelah lebih dari dua jam berjibaku, petugas akhirnya berhasil menjinakkan api. Meski begitu, sisa bara masih tercium hingga dini hari.
Kerugian material diperkirakan mencapai miliaran rupiah, mengingat arsitektur Gedung Grahadi memiliki nilai historis tinggi dan sulit digantikan.
Sejarah Panjang Gedung Grahadi Surabaya
Menurut catatan sejarah dari DPRKPCK Provinsi Jatim, Gedung Grahadi dibangun sekitar tahun 1795 pada masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Gedung ini awalnya difungsikan sebagai rumah residen Belanda di Surabaya.
Arsitekturnya mengusung gaya Indische dengan sentuhan neoklasik Eropa, ditandai dengan pilar megah, balkon luas, dan taman depan yang simetris. Nama “Grahadi” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “rumah negara”, mencerminkan fungsinya sebagai pusat pemerintahan kolonial.
Seiring perjalanan waktu, Grahadi tidak hanya menjadi kediaman pejabat, tetapi juga pusat pertemuan, jamuan resmi, hingga arena kegiatan politik.
Pasca kemerdekaan, gedung ini tetap dipertahankan dan difungsikan sebagai kantor serta rumah dinas Gubernur Jawa Timur.
Pada era Presiden Soekarno, Grahadi kerap digunakan untuk acara kenegaraan dan pertemuan penting antara pejabat pusat dan daerah.
Pada tahun 2023, Gedung Grahadi ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat provinsi, sehingga dilindungi secara hukum berdasarkan Undang-Undang Cagar Budaya.
Kondisi Terkini Pasca Kebakaran
Kebakaran semalam menyebabkan atap utama Gedung Grahadi terbakar habis, sementara beberapa ruangan di sisi barat juga hangus. Tim pemadam kebakaran bersama BPBD Surabaya masih melakukan pendinginan untuk memastikan api benar-benar padam.
Masyarakat Jawa Timur merasa kehilangan karena Gedung Grahadi Surabaya selama ini menjadi ikon kebanggaan sekaligus pusat aktivitas pemerintahan provinsi.
Selain fungsi administratif, Grahadi juga kerap digunakan untuk upacara resmi, perayaan, hingga titik kumpul masyarakat pada momen bersejarah.
Kebakaran ini menjadi momen duka sekaligus pengingat pentingnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah di Indonesia, agar warisan budaya tak hilang ditelan waktu.
Editor : Setiadi