Lingkaran.net - Pasar logam mulia tengah bergejolak. Setelah emas menembus rekor tertinggi sepanjang masa, kini giliran perak yang ikut melesat dan bahkan mencatat kenaikan lebih cepat.
Investor mulai menyorot logam putih ini sebagai pesaing serius emas di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.
Emas Pecah Rekor, Perak Ikut Terbang
Dirangkum dari sejumlah sumber harga emas spot sempat menyentuh level US$ 4.379,93 per ons, sedangkan perak juga melonjak tajam hingga menembus rekor tertinggi dalam sejarah.
Harga emas memperpanjang reli sejak Agustus lalu. Bak tidak mau kalah, perak ikut agresif membuat banyak analis menilai perak kini menjadi aset paling panas di pasar komoditas.
Bloomberg, perusahaan yang bergerak di bidang keuangan menuliskan kenaikan keduanya dipicu kekhawatiran terhadap kredit global, ketegangan Amerika Serikat–Tiongkok, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Kenaikan harga perak mendapat perhatian banyak pihak. Goldman Sachs, perusahaan yang bergerak di bidang bank investasi dan jasa keuangan global dalam laporannya mengingatkan potensi risiko reli perak.
Logam perak dinilai berpotensi membawa risiko tinggi karena pasar perak lebih kecil dan volatil dibanding emas. Tidak seperti emas yang banyak dibeli bank sentral, perak lebih dipengaruhi oleh faktor industri, mulai dari elektronik hingga panel surya yang membuat harganya sensitif terhadap perubahan permintaan global.
Kenaikan harga perak ini memang telah terjadi sejak akhir Agustus 2025. Sejumlah pengamat menyebutkan lonjakan tersebut diperkuat oleh kelangkaan pasokan di London yang menjadi pusat perdagangan perak global.
Namun demikian, harga perak seperti 'versi turbo' dari emas. Penurunannya bisa lebih tajam.
Terlepas dari itu, kenaikan harga global terhadap emas dan perak berdampak ke Indonesia. Harga emas Antam di Pegadaian menembus Rp 2,64 juta per gram, sementara harga perak perhiasan juga naik signifikan. Meski volume perak di pasar lokal lebih kecil, minat investor ritel mulai meningkat.
Analis memprediksi jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga, reli logam mulia, termasuk perak bisa berlanjut. Namun jika inflasi kembali naik, koreksi tajam tak terhindarkan.
Editor : Baehaqi