Lingkaran.net - Temuan mengejutkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Timur terhadap 15 siswa SMP dan SMA yang dinyatakan positif narkoba di kawasan Jalan Kunti, Surabaya, langsung mendapat sorotan serius dari Dewan Pendidikan Jawa Timur.
Peristiwa ini dianggap sebagai alarm keras atas menguatnya ancaman narkoba di lingkungan pendidikan.
Ali Yusa, perwakilan Dewan Pendidikan Jatim, menjelaskan bahwa penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar bukan fenomena baru. Namun, kemudahan akses dan meningkatnya jumlah kasus membuat situasinya semakin mengkhawatirkan.
“Ini bukan hal baru. Sudah terjadi sejak dekade 1980-an. Tetapi skala dan kemudahannya saat ini menjadi perhatian serius,” ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (15/11/2025).
Menurut Ali Yusa, temuan BNN ini menunjukkan betapa rapuhnya karakter sebagian siswa. Karena itu, sinergi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan narkoba.
“Kehangatan pengasuhan, komunikasi terbuka, dan keteladanan di rumah adalah tameng pertama bagi anak-anak,” tegasnya.
Ia menilai pengawasan sebaya (peer monitoring) serta penguatan komunitas positif di sekolah juga dapat menjadi benteng sosial yang efektif dalam menangkal penyalahgunaan narkoba.
Menanggapi kondisi ini, Dewan Pendidikan Jatim mendorong perubahan sistem penilaian siswa dari yang selama ini berfokus pada akademik menjadi rapor nilai berbasis karakter (rapor value). Rapor ini nantinya menilai value, kebiasaan, sikap, dan kesiapan karakter anak sejak dini.
“Rapor value dapat menjadi alat komunikasi yang lebih bermakna antara sekolah dan orang tua untuk memastikan pendidikan karakter benar-benar dibangun bersama sebagai benteng utama melawan narkoba,” jelas Ali Yusa.
Ia mengusulkan penerapan rapor karakter ini dimulai dari jenjang pendidikan dasar, khususnya kelas 1 hingga kelas 5 SD, sebagai tahap krusial pembentukan moral, mental, dan perilaku anak.
Dewan Pendidikan Jatim meyakini bahwa penguatan karakter sejak dini merupakan strategi jangka panjang yang efektif untuk memutus mata rantai penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Dengan pendidikan karakter yang kokoh, siswa dinilai lebih mampu menolak ajakan negatif dan membangun lingkungan yang lebih sehat.
“Dengan menguatkan pendidikan karakter sejak dini, kita berharap persoalan narkoba di kalangan pelajar dapat ditekan bahkan dicegah,” pungkas Ali Yusa.
Editor : Setiadi