x lingkaran.net skyscraper
x lingkaran.net skyscraper

Fraksi PDIP Minta 14 RS di Jatim Wajib Layani Visum Gratis untuk Korban Kekerasan

Avatar Alkalifi Abiyu

Ekbis

Lingkaran.net - Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur menegaskan komitmennya memperkuat perlindungan bagi perempuan dan anak melalui Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penyelenggaraan Pelindungan Perempuan dan Anak.

Salah satu poin penting yang diperjuangkan adalah penggratisan layanan visum medis dan penanganan korban hingga tahap terminasi atau pemulihan total. 

Penasehat Fraksi PDIP DPRD Jatim, Dr. Sri Untari Bisowarno, menegaskan bahwa visum adalah kebutuhan dasar korban kekerasan seksual, namun sering kali menjadi kendala karena biaya yang tidak murah.  

Karenanya, pihaknya melalui Komisi E mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjuk 14 rumah sakit rujukan yang wajib memberikan layanan visum secara gratis dengan pembiayaan penuh dari APBD. 

“Kalau ada kejadian seperti visum, DNA, itu harus gratis dan dibiayai APBD. Utamanya bagi warga miskin dan pra-sejahtera, tidak boleh ditarik biaya apa pun,” tegas Sri Untari, Selasa (9/12/2025). 

Ketua Komisi E DPRD Jatim ini menekankan bahwa perlindungan tidak boleh berhenti pada pelaporan atau pemeriksaan medis. Raperda yang sedang dibahas juga mengatur pemulihan komprehensif, meliputi rehabilitasi sosial, pendampingan psikologis, hingga pemberdayaan ekonomi agar korban benar-benar bisa bangkit. 

“Dalam Raperda ini kami berusaha memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak hingga pasca-kejadian, baik rehabilitasi sosial hingga ekonomi,” jelasnya. 

Sri Untari menyebut, banyak korban kehilangan rasa aman, kepercayaan diri, hingga mata pencaharian akibat kekerasan. Karena itu, negara wajib hadir memastikan pemulihan mereka berlangsung tuntas dan berkelanjutan. 

Sri Untari juga menyampaikan keprihatinan atas meningkatnya kasus kekerasan yang menimpa pelajar SD, SMP, dan SMA di Jawa Timur. Mirisnya, sebagian besar kasus justru terjadi di lingkungan keluarga. 

“Yang paling memukul, kasus terbanyak justru dari lingkungan keluarga sendiri. Keluarga harusnya tempat paling aman, tetapi perempuan dan anak kita banyak disakiti di situ,” ungkapnya. 

Selain keluarga, sekolah juga memegang peran strategis dalam deteksi dan penanganan dini. Ia menilai keberadaan Tim Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Sekolah (TPPKAS) sudah mulai berjalan, namun perlu dioptimalkan karena masih dalam tahap awal. 

“Sekolah juga memiliki peran penting melalui tim TPPKAS. Di lapangan, sekolah cukup serius, hanya saja karena ini masih baru sehingga masih mencari pola,” tambah politisi dari Dapil Malang Raya itu. 

Melalui Raperda ini, Fraksi PDIP DPRD Jatim berharap Jawa Timur dapat menjadi provinsi yang memiliki sistem perlindungan perempuan dan anak yang lebih kuat, responsif, dan humanis. Penggratisan visum dan layanan medis lainnya diharapkan menjadi langkah nyata hadirnya negara dalam memastikan keadilan dan pemulihan bagi setiap korban.

Artikel Terbaru
Selasa, 09 Des 2025 14:23 WIB | Ekbis

Hari Antikorupsi Sedunia, Puan Beri Pesan Pedas

Lingkaran.net - Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menyerukan peran besar perempuan dalam membangun budaya antikorupsi di Indonesia. Seruan itu disampaikan ...
Selasa, 09 Des 2025 09:29 WIB | Umum

Hakordia, Ketua Komisi A DPRD Surabaya: Pemberantasan Korupsi Tidak Boleh Berhenti Sebagai Jargon

Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, mengajak seluruh jajaran birokrasi dan masyarakat menjadikan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) 2025 seba ...
Senin, 08 Des 2025 19:44 WIB | Edukasi

Mahasiswa Untag Surabaya Ajari Anak-anak PAUD Benowo Menanam Bibit Tanaman Hias dan Sayur

Metode belajar sambil praktik ini dirancang agar anak lebih mudah memahami proses tumbuh kembang tanaman. ...