Surabaya, Lingkaran.net Bediding adalah fenomena penurunan suhu yang signifikan pada malam hari, biasanya terjadi selama musim kemarau.
Fenomena ini sering dialami di beberapa daerah di Indonesia, terutama di dataran tinggi dan pegunungan, seperti di Jawa Timur. Bahkan, hawa dingin pun dirasakan penduduk yang tinggal di Kota Surabaya dan Sidoarjo.
Saat bediding, suhu udara dapat turun drastis, membuat malam terasa sangat dingin.
Penyebab Bediding
- Musim Kemarau: Bediding umumnya terjadi pada musim kemarau ketika langit cerah dan tidak ada awan yang bisa menahan panas bumi.
- Inversi Suhu: Pada malam hari, permukaan bumi yang sudah panas pada siang hari akan melepaskan panasnya ke atmosfer. Jika tidak ada awan, panas ini akan langsung hilang ke angkasa, menyebabkan suhu permukaan turun drastis.
- Letak Geografis: Daerah dataran tinggi atau pegunungan lebih rentan mengalami bediding karena kondisi geografisnya yang mendukung penurunan suhu lebih cepat.
- Kesehatan: Suhu yang terlalu dingin dapat mempengaruhi kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti asma atau penyakit jantung.
- Pertanian: Bediding bisa berdampak pada tanaman, terutama tanaman yang sensitif terhadap suhu dingin. Embun beku yang terbentuk akibat bediding dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen.
- Aktivitas Harian: Suhu yang sangat dingin bisa membuat aktivitas harian menjadi kurang nyaman, terutama pada pagi hari.
- Pakaian Hangat: Menggunakan pakaian yang cukup tebal dan hangat saat malam hari dapat membantu melindungi tubuh dari suhu dingin.
- Penghangat Ruangan: Menggunakan alat penghangat ruangan atau perapian untuk menjaga suhu dalam rumah tetap hangat.
- Perawatan Tanaman: Petani dapat menggunakan metode perlindungan tanaman, seperti penutup tanaman atau penyiraman dini hari untuk mencegah kerusakan akibat embun beku.
Bediding menjadi fenomena menarik karena walaupun terjadi di musim kemarau, suhu bisa sangat dingin di malam hari.
Banyak orang yang tidak menduga akan mengalami dinginnya malam di saat musim kemarau, membuat fenomena ini unik dan layak untuk diperhatikan.
Dengan pemahaman yang baik tentang bediding, masyarakat bisa lebih siap menghadapi dampaknya dan mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Ketua Tim Meteorologi BMKG Juanda, Jatim, Shanas Prayuda mengatakan fenomena itu disebut sebagai bediding di musim kemarau.
"Fenomena bediding adalah suhu dingin pada malam hingga pagi hari, biasanya terjadi saat puncak musim kemarau," kata dia.
Shanas menyebut fenomena bediding biasanya terjadi saat puncak musim kemarau di bulan Juli-Agustus. Hal ini tak terjadi di seluruh Jawa Timur.
"Fenomena ini terjadi saat angin dominan dari arah timur yang membawa massa udara dingin dan kering dari Australia ke Indonesia," ucapnya.
Shanas mengungkit penyebab pertamanya, yakni kondisi langit yang cenderung cerah tanpa awan.
"Kondisi tersebut menyebabkan radiasi Matahari yang diterima Bumi lebih besar sehingga suhu Udara meningkat drastis di siang hari," terangnya.
"Sehingga panas Bumi dilepaskan Kembali ke atmosfer dengan cepat sehingga udara menjadi lebih dingin," jelas dia. Alkalifi Abiyu
Editor : Redaksi