Surabaya, Lingkaran.ne Pemerintah sudah menerbitkan pedoman kegiatan sekolah selama bulan puasa Ramadan.
Dalam surat keputusan bersama (SKB) 3 menteri, libur sekolah dijadwalkan pada awal dan akhir bulan puasa.
Itu artinya, di antara awal dan akhir Ramadhan, siswa tetap masuk sekolah. Tidak ada libur panjang seperti kabar yang sempat mencuat
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni menilai perlu adanya penyesuaian program makan bergizi gratis (MBG) di bulan puasa.
Arif Fathoni menyarankan agar MBG tetap berlangsung selama bulan puasa. Tujuannya untuk tetap mencukupi asupan gizi bagi siswa, namun menunya diganti.
Di bulan Ramadan, jam belajar siswa biasanya berubah. Karena itu, saya usul agar MBG diberikan dalam bentuk yang lebih fleksibel, tuturnya, Jumat (31/1/2025).
Menurutnya, porsi MBG dapat disesuaikan dengan kebutuhan puasa. Yaitu mengubah menunya dalam bisa disantap ketika berbuka puasa.
Misalnya seperti pket menu susu kemasan, buah, dan kurma. Menu tersebut cukup memenuhi kebutuhan gizi siswa dan bisa dibawa pulang untuk berbuka di rumah.
Politisi Partai Golkar tersebut juga menilai, penyesuaian pelaksanaan program yang dimulai serentak sejak awal tahun ini dapat berdampak pada edukasi siswa. Mereka dapat diajarkan nilai toleransi.
Di sekolah-sekolah kita ada siswa yang non-Muslim. Dengan membawa pulang makanan ini, mereka tetap bisa menikmatinya bersama keluarga tanpa terpengaruh jadwal berbuka puasa, ujar mantan jurnalis ini.
Legislator berusia 40 tahun ini berharap Pemkot Surabaya dapat mendukung masukan tersebut. Sehingga MBG bermanfaat bagi siswa dengan mengajarkan pendidikan karakter.
Ramadan adalah momen yang sangat baik untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, berbagi, dan gotong-royong. Program MBG harus menjadi bagian dari semangat ini, harapnya. (*/Rifqi Mubarok)
Editor : Redaksi