Surabaya, Lingkaran.net–-Internet adalah salah satu penemuan paling revolusioner dalam sejarah manusia.
Dari alat komunikasi sederhana yang digunakan oleh militer hingga jaringan global yang menghubungkan miliaran orang, internet telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi.
Dalam narasi ini, kita akan menelusuri perjalanan internet dari ide awalnya di masa Perang Dingin hingga menjadi tulang punggung kehidupan digital saat ini.
Mari kita mulai dari langkah pertama yang sederhana namun monumental.
Awal Mula: Kelahiran ARPANET
Kisah internet dimulai pada era 1960-an, di tengah ketegangan Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Saat itu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat mencari cara untuk membangun sistem komunikasi yang tangguh, mampu bertahan bahkan jika terjadi serangan nuklir.
Misi ini diserahkan kepada ARPA (Advanced Research Projects Agency), yang kemudian menjadi DARPA. Dari sinilah lahir ARPANET, cikal bakal internet modern.
Pada tanggal 29 Oktober 1969, ARPANET berhasil menghubungkan empat komputer di empat lokasi berbeda: University of California Los Angeles (UCLA), Stanford Research Institute (SRI), University of California Santa Barbara (UCSB), dan University of Utah.
Pesan pertama yang dikirimkan melalui jaringan ini seharusnya adalah kata LOGIN, tetapi sistem mengalami crash setelah dua huruf pertama, LO, berhasil terkirim.
Meski terdengar sederhana, momen ini menjadi tonggak sejarah yang menandai awal dari era konektivitas digital.
ARPANET awalnya dirancang untuk keperluan militer dan akademis. Namun, para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini segera menyadari bahwa jaringan ini memiliki potensi jauh lebih besar daripada sekadar alat komunikasi darurat.
Protokol dan Jaringan: Fondasi Internet Modern
Keberhasilan ARPANET mendorong para peneliti untuk mengembangkan cara agar lebih banyak komputer dapat terhubung, bahkan dari jaringan yang berbeda.
Pada tahun 1973, dua ilmuwan komputer, Vinton Cerf dan Robert Kahn, memperkenalkan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
Protokol ini adalah seperangkat aturan yang memungkinkan komputer berkomunikasi satu sama lain, terlepas dari jenis perangkat atau jaringan yang digunakan.
TCP/IP menjadi terobosan besar karena memungkinkan terciptanya “jaringan dari jaringan” – konsep yang kini kita kenal sebagai internet.
Pada 1 Januari 1983, ARPANET sepenuhnya beralih ke TCP/IP, dan hari itu sering disebut sebagai hari kelahiran internet modern. Istilah “internet” sendiri mulai digunakan untuk menyebut sistem jaringan yang saling terhubung ini.
Selama dekade 1980-an, internet masih terbatas pada kalangan akademisi, peneliti, dan militer. Namun, fondasi yang kuat telah diletakkan, membuka jalan bagi ekspansi yang lebih luas di masa depan.
World Wide Web: Membuka Pintu untuk Semua
Meskipun internet sudah ada sejak 1980-an, penggunaannya masih rumit dan tidak ramah bagi orang awam. Semuanya berubah pada tahun 1990, ketika Tim Berners-Lee, seorang ilmuwan di CERN (Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir), menciptakan World Wide Web (WWW).
WWW adalah sistem yang memungkinkan pengguna mengakses informasi melalui halaman-halaman web yang saling terhubung dengan hyperlink.
Berners-Lee juga mengembangkan teknologi pendukung seperti HTML(HyperText Markup Language), HTTP (HyperText Transfer Protocol), dan URL (Uniform Resource Locator), yang menjadi dasar cara kita menjelajahi internet hingga saat ini.
Pada tahun 1991, situs web pertama di dunia diluncurkan, berisi informasi tentang proyek WWW itu sendiri.
Pada tahun 1993, peluncuran Mosaic, browser web grafis pertama, menjadi titik balik. Tidak seperti antarmuka berbasis teks sebelumnya, Mosaic menawarkan tampilan visual yang menarik dan mudah digunakan.
Ini membuka pintu bagi publik untuk mengakses internet. Tak lama kemudian, perusahaan seperti Netscape dan Microsoft meluncurkan browser mereka sendiri, seperti Netscape Navigator dan Internet Explorer, yang memicu ledakan popularitas internet di seluruh dunia.
Era Dot-Com: Boom dan Bust
Pada pertengahan 1990-an, internet mulai beralih dari alat akademis menjadi platform komersial. Perusahaan-perusahaan start-up bermunculan, menawarkan berbagai layanan seperti e-commerce, portal berita, dan mesin pencari.
Periode ini dikenal sebagai Dot-Com Boom, ditandai dengan lonjakan investasi besar-besaran di perusahaan-perusahaan berbasis internet.
Salah satu contoh sukses dari era ini adalah Amazon, yang didirikan oleh Jeff Bezos pada tahun 1994 sebagai toko buku online. Ada juga Google, yang lahir pada tahun 1998 dari proyek penelitian dua mahasiswa Stanford, Larry Page dan Sergey Brin.
Namun, tidak semua perusahaan beruntung. Banyak start-up yang didirikan dengan harapan tinggi ternyata tidak memiliki model bisnis yang sustain.
Pada tahun 2000, gelembung Dot-Com akhirnya pecah, dikenal sebagai Dot-Com Bust. Nilai saham perusahaan teknologi anjlok, dan ribuan bisnis online bangkrut. Meski demikian, perusahaan yang bertahan, seperti Amazon dan Google, menjadi raksasa teknologi yang mendominasi pasar hingga hari ini.
Media Sosial dan Internet 2.0
Setelah masa sulit akibat Dot-Com Bust, internet memasuki fase baru yang disebut Web 2.0. Berbeda dengan Web 1.0 yang statis dan berfokus pada penyediaan informasi, Web 2.0 menekankan interaktivitas dan partisipasi pengguna.
Ini adalah era ketika internet menjadi lebih dinamis, dengan munculnya platform yang memungkinkan pengguna untuk membuat, berbagi, dan mengedit konten.
Tonggak penting dalam fase ini adalah peluncuran Facebook pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg. Awalnya dirancang untuk mahasiswa Harvard, Facebook berkembang menjadi jejaring sosial global dengan miliaran pengguna.
Platform lain seperti Twitter (2006), YouTube (2005), dan Instagram (2010) mengikuti jejaknya, mengubah cara kita berkomunikasi dan berbagi informasi.
Media sosial tidak hanya menjadi alat hiburan, tetapi juga memengaruhi budaya, politik, dan ekonomi. Dari gerakan sosial seperti Arab Spring hingga kampanye pemasaran viral,
Web 2.0 membuktikan bahwa internet telah menjadi ruang kolaborasi global.
Revolusi Mobile: Internet di Genggaman
Pada awal 2000-an, akses internet masih didominasi oleh komputer desktop atau laptop.
Namun, peluncuran iPhone oleh Apple pada tahun 2007 mengubah segalanya. Dengan layar sentuh, aplikasi mobile, dan konektivitas internet yang cepat, smartphone membawa internet ke dalam genggaman kita.
Revolusi mobile ini memunculkan aplikasi seperti WhatsApp, Uber, dan TikTok, yang mengintegrasikan internet ke dalam kehidupan sehari-hari. Orang-orang kini bisa berbelanja, memesan transportasi, atau menonton video kapan saja dan di mana saja.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2020, lebih dari separuh lalu lintas internet global berasal dari perangkat mobile – bukti nyata betapa pentingnya revolusi ini.
Internet of Things (IoT):
Menghubungkan Segalanya
Perkembangan internet tidak berhenti pada manusia. Konsep Internet of Things (IoT) membawa konektivitas ke tingkat berikutnya dengan menghubungkan benda-benda fisik ke internet.
Bayangkan lemari es yang memberi tahu Anda saat stok susu habis, atau lampu rumah yang menyala otomatis saat Anda masuk – itulah IoT.
IoT mulai populer pada 2010-an, didukung oleh kemajuan dalam sensor, konektivitas nirkabel, dan komputasi awan. Menurut perkiraan, ada lebih dari 20 miliar perangkat IoT yang terhubung pada tahun 2023, dari mobil pintar hingga peralatan rumah tangga.
Namun, IoT juga menimbulkan tantangan, seperti risiko keamanan siber dan privasi data, yang masih menjadi perdebatan hingga kini.
Merayakan Perjalanan Internet: Dari ARPANET hingga Era Digital
Dalam perjalanan panjang yang dimulai dari ARPANET pada tahun 1969, internet telah berkembang dari sebuah proyek militer dan akademis menjadi jaringan global yang menghubungkan miliaran orang di seluruh dunia.
Seiring waktu, inovasi seperti World Wide Web, media sosial, dan revolusi mobile telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan berinteraksi.
Dari penciptaan protokol TCP/IP yang menjadi fondasi internet modern, hingga kemunculan Internet of Things yang menghubungkan benda-benda sehari-hari, setiap langkah dalam evolusi ini adalah bukti dari kerja keras dan kolaborasi tak terhitung orang dan organisasi.
Namun, di balik kemajuan yang luar biasa ini, kita harus tahu bahwa ini adalah pencapaian pengetahuan kolektif, dari masa ke masa, orang ke orang, hingga bisa mempermudah kehidupan banyak orang di masyarakat modern ini.
Berikut adalah daftar referensi tentang evolusi internet yang kita bicarakan, disusun dalam format daftar list yang rapi dan terstruktur.
Referensi ini mencakup sumber-sumber utama yang relevan dengan sejarah dan perkembangan internet dari ARPANET hingga Internet of Things (IoT), berdasarkan buku, jurnal, dan artikel terpercaya.
Daftar Referensi
1. Abbate, J. (1999). *Inventing the Internet*. MIT Press.
– Deskripsi: Buku ini menjelaskan asal-usul internet, dengan fokus pada perkembangan ARPANET dan peran awal para ilmuwan dalam membentuk jaringan komunikasi digital.
– Tautan: [Inventing the Internet](https://books.google.com/books?id=9BfZxFZpElwC&pg=PA3)
2. Cerf, V. G., & Kahn, R. E. (1974). A Protocol for Packet Network Intercommunication. IEEE Transactions on Communications, 22(5), 637-648.
– Deskripsi: Makalah seminal yang memperkenalkan protokol TCP/IP, fondasi teknis internet modern, memungkinkan komunikasi antar jaringan yang berbeda.
– Tautan: [A Protocol for Packet Network Intercommunication](https://www.cs.princeton.edu/courses/archive/fall06/cos561/papers/cerf74.pdf)
3. Berners-Lee, T. (1999). Weaving the Web: The Original Design and Ultimate Destiny of the World Wide Web*. HarperBusiness.**
– Deskripsi: Buku ini ditulis oleh pencipta World Wide Web, Tim Berners-Lee, yang menceritakan visi dan proses pengembangan WWW, termasuk HTML, HTTP, dan URL.
– Tautan: [Weaving the Web](https://books.google.com/books?id=bbonCgAAQBAJ&pg=PT290)
4. Cassidy, J. (2002). Dot.con: The Greatest Story Ever Sold. Harper Perennial.**
– Deskripsi: Analisis mendalam tentang gelembung Dot-Com pada akhir 1990-an, mencakup boom investasi di perusahaan internet dan kehancuran pada tahun 2000.
– Tautan: [Dot.con: The Greatest Story Ever Sold](https://books.google.com/books?id=ndiYguRu66oC&q=NPL+Network&pg=PA260)
5. boyd, d. m., & Ellison, N. B. (2007). Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), 210-230.**
– Deskripsi: Artikel akademis yang mendefinisikan jejaring sosial dan menelusuri sejarahnya, termasuk dampak platform seperti Facebook dan Twitter pada era Web 2.0.
– Tautan: [Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship](https://academic.oup.com/jcmc/article/13/1/210/4583062)
6. Isaacson, W. (2011). *Steve Jobs*. Simon & Schuster.
– Deskripsi: Biografi Steve Jobs yang mendokumentasikan peluncuran iPhone pada 2007, sebuah tonggak dalam revolusi mobile yang membawa internet ke perangkat genggam.
– Tautan: [Steve Jobs](https://books.google.com/books?id=eRnBEAAAQBAJ&pg=PT285)
7. Ashton, K. (2009). That Internet of Things Thing. RFID Journal.
– Deskripsi: Artikel oleh Kevin Ashton yang menciptakan istilah “Internet of Things” pada 1999, menjelaskan konsep menghubungkan benda fisik ke internet.
– Tautan: [That ‘Internet of Things’ Thing](https://www.rfidjournal.com/articles/view?4986)
8. Britannica. (n.d.). Internet of Things: Definition, History, Examples, & Privacy Concerns. Encyclopædia Britannica.
– Deskripsi: Entri ensiklopedia yang memberikan gambaran umum tentang IoT, termasuk sejarah, contoh aplikasi, dan isu privasi yang muncul.
– Tautan: [Internet of Things | Britannica](https://www.britannica.com/science/Internet-of-Things)