Lingkaran.net - Badan Pekerja Kongres Persatuan (BPK) GMNI kembali menggelar Konsolidasi Lanjutan Kongres Persatuan Season #2, Minggu, (13/7/2025).
Bertempat di Balai Pemuda Surabaya dan disiarkan melalui Zoom Meeting, kegiatan ini menjadi momen strategis bagi seluruh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI se-Indonesia untuk memperkuat langkah menuju persatuan, regenerasi kepemimpinan, dan reposisi organisasi secara progresif.
Konsolidasi ini mengangkat tema “Persatuan untuk Regenerasi Kepemimpinan Progresif dan Relevan” dengan agenda utama penyusunan struktur kepemimpinan baru serta pembentukan Badan Pekerja Kongres Nasional (BPKN) sebagai panitia independen bersama.
Ketua BPK, Surya Dwi Hadmaja, bersama Sekretaris Lazuardi Vivekananda Putrawardana, menegaskan pentingnya momentum Kongres Persatuan XXII GMNI 2025 sebagai titik balik dari dualisme berkepanjangan. Steering Committee dipimpin Sulthoni Edgar D, dan Organizing Committee diketuai Danang Adi.
“Kita tidak boleh terus-menerus terjebak dalam siklus dendam sejarah. GMNI bukan alat kekuasaan semu, melainkan wadah perjuangan ideologis. Mari hidup-hidupilah GMNI, jangan mencari penghidupan di GMNI. Sekali Marhaenisme, tetap Marhaenisme,” tegas Surya.
Pertemuan Season #2 menunjukkan semangat kuat dari berbagai DPC, termasuk dari kubu kepemimpinan Arjuna Putra Aldino dan Imanuel Cahyadi. Peserta menyepakati untuk memperkuat BPK Persatuan yang diinisiasi GMNI Surabaya dan Jember.
Meskipun masih dalam situasi dinamis, khususnya pasca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menyatakan kepengurusan Imanuel-Sujahri telah berakhir sejak 2022 dan menyebut bahwa kedua kubu tidak menjalankan AD/ART secara tuntas, konsolidasi tetap berjalan progresif.
Langkah pembentukan BPK independen dipandang sebagai solusi strategis untuk menyelamatkan organisasi dari konflik struktural dan menjamin pelaksanaan kongres sesuai aturan organisasi.
BPK berkomitmen menggelar Kongres Persatuan XXII di Surabaya pada rentang Agustus hingga November 2025. Upaya penyatuan terus diperluas dengan menjangkau DPC-DPC yang belum bergabung, termasuk dari Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Sebaliknya, atmosfer menjelang kongres versi Bandung dinilai kurang kondusif. Isu penolakan muncul dari sejumlah DPC, baik pendukung Arjuna-Dendy maupun Imanuel-Sujahri.
Ketidakjelasan teknis, belum ditetapkannya venue, dan kabar soal konsolidasi alternatif di Blitar turut menambah turbulensi internal.
BPK GMNI mengimbau seluruh kader untuk tidak terprovokasi oleh isu yang memecah belah. Konsolidasi ini bukan hanya langkah administratif, melainkan misi ideologis untuk menyatukan arah gerakan GMNI menuju cita-cita Indonesia Emas 2045.
Editor : Setiadi