Malang, Lingkaran.net Menjelang gelaran Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025 yang tinggal hitungan minggu, Kabupaten Malang justru diterpa kabar memilukan.
Sejumlah atlet binaraga yang tengah mempersiapkan diri untuk ajang bergengsi itu diketahui terpaksa mengonsumsi ayam tiren atau ayam yang mati sebelum disembelih demi menjaga massa otot dan asupan gizi.
Video para atlet tengah mencuci ayam tiren di kamar mandi menggunakan kaleng besar viral di media sosial. Aksi yang menyayat hati itu pun langsung memantik keprihatinan publik, termasuk dari kalangan legislatif.
Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas, angkat suara. Ia menyebut kejadian ini sebagai ironi besar, mengingat Kabupaten Malang telah mengalokasikan anggaran hingga Rp19 miliar untuk menyukseskan Porprov 2025.
Ini sebuah paradoks. Malang menjadi tuan rumah Porprov, dengan anggaran Rp19 miliar yang seharusnya bisa menjamin pembinaan atlet secara maksimal. Tapi nyatanya, atlet kita justru makan ayam tiren. Ini menyakitkan, tegas Puguh saat dikonfirmasi, Selasa (6/5/2025).
Menurut Puguh, dana miliaran rupiah itu semestinya sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh para atlet, terutama untuk kebutuhan gizi, pelatihan, dan peralatan.
Saya minta Bupati Malang, Haji Sanusi, segera melakukan evaluasi dan klarifikasi terbuka. Uang rakyat yang sudah dianggarkan harus dipastikan sampai ke tangan yang berhak. Jangan sampai gemerlap panggung Porprov justru menutupi kisah pilu di balik layar, tambah politikus PKS ini.
Ia juga mendorong agar Dispora Kabupaten Malang dan KONI bergerak cepat memastikan dana pembinaan segera dicairkan.
Persiapan Porprov ini bukan hanya soal pembangunan venue, tapi juga kehormatan daerah. Kalau tuan rumah sampai gagal menyiapkan atlet dengan layak, ini jadi preseden buruk, ujarnya.
Porprov Jatim 2025 dijadwalkan berlangsung mulai 28 Juni. Kabupaten Malang menjadi salah satu tuan rumah utama dengan banyak cabang olahraga yang akan digelar di wilayahnya. Namun dengan waktu yang kian mepet dan persoalan pendanaan yang belum jelas, kekhawatiran akan kegagalan pembinaan kian mencuat.
Jangan tunggu publik marah dulu baru bertindak. Kasus ayam tiren ini adalah alarm keras, pungkas Puguh. Alkalifi Abiyu
Editor : Redaksi
