Surabaya, Lingkaran.net Rencana pengoperasian kapal cepat rute Banyuwangi-Denpasar yang digadang-gadang akan menjadi primadona baru jalur laut di Indonesia Timur kini memasuki babak membingungkan.
Meski infrastruktur sudah dipoles dan peluncuran dikabarkan siap digelar pada 16 Juni 2025, ternyata Pemerintah Kota Denpasar justru belum diajak bicara secara resmi.
Meski kesiapan fisik pelabuhan sudah ditinjau langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, sejumlah simpul administratif dan komunikasi antardaerah justru masih belum terjalin utuh.
Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, buka suara soal rencana ini. Ia menyebut belum ada komunikasi resmi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Bali, khususnya Pemerintah Kota Denpasar, terkait pengoperasian kapal cepat tersebut.
Kalau saya mengutip apa yang disampaikan oleh Bapak Wali Kota Denpasar, beliau sedang mengikuti proses-proses yang sedang berjalan, dalih Emil usai mengikuti rapat Paripurna DPRD jatim, Senin (2/6/2025).
Emil menegaskan bahwa pihak Bali sebenarnya sudah mengetahui rencana ini, hanya saja masih berhati-hati mencermati langkah-langkah teknis dan administrasi yang harus ditempuh.
Namun di sisi lain, pernyataan Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, justru mengindikasikan adanya jarak koordinasi yang nyata.
Ia menegaskan belum ada pembicaraan resmi, apalagi penandatanganan kerja sama dengan pihak mana pun terkait pengoperasian kapal cepat yang akan mendarat di Pelabuhan Pulau Serangan, wilayah administratif Kota Denpasar.
Saat kami ke Surabaya untuk menghadiri APEKSI, memang sempat disinggung akan ada kapal cepat ini. Tapi sampai sekarang belum ada pembicaraan langsung ke kami, belum ada komunikasi resmi, ujar Jaya Negara.
Menurutnya, sangat penting bagi Pemkot Denpasar dilibatkan sejak awal, mengingat pelabuhan tujuan kapal cepat tersebut berada di wilayahnya.
Ia pun masih menanti kejelasan, mulai dari operator yang akan menjalankan layanan, hingga titik pelabuhan pasti yang akan digunakan.
Kapal cepat yang akan menghubungkan Pelabuhan Marina Boom Banyuwangi dengan Pulau Serangan ini digadang memiliki kapasitas 300 penumpang dan menawarkan waktu tempuh yang jauh lebih singkat dibanding jalur darat. Tarif perjalanan sekali jalan dipatok Rp200.000 per orang.
Gubernur Khofifah sebelumnya telah meninjau langsung kesiapan Pelabuhan Marina Boom Banyuwangi pada awal April 2025 lalu. Ia memastikan bahwa infrastruktur pendukung harus siap dan bernuansa khas lokal Banyuwangi.
Saya ingin memastikan pelabuhan ini tidak sekadar fungsional, tapi juga mencerminkan identitas Banyuwangi, tegas Khofifah kala itu.
Senada, Bupati Ipuk menekankan pentingnya jalur ini tidak hanya sebagai simpul transportasi, tetapi juga sebagai penguat posisi Banyuwangi dalam peta logistik dan pariwisata nasional.
Kapal cepat ini membuka akses baru bagi wisatawan, memperpendek waktu tempuh, dan memperbesar peluang ekonomi lokal, ujarnya. Alkalifi Abiyu
Editor : Redaksi