x lingkaran.net skyscraper
x lingkaran.net skyscraper

Siswa di Surabaya Wajib Bisa Tari Remo, Jadi Usulan Raperda Pemajuan Budaya dan Nilai Kepahlawanan

Avatar Redaksi

Politik & Pemerintahan

Surabaya, Lingkaran.net— Dalam pembahasan Raperda Pemajuan Budaya dan Nilai Kepahlawanan yang tengah bergulir di DPRD Surabaya, siswa sekolah diwajibkan bisa menari remo diajukan menjadi salah satu usulan.

Ketua Raperda Pemajuan Budaya dan Nilai Kepahlawanan DPRD Surabaya Zuhrotul Mar’ah mengatakan, tari remo menjadi warisan budaya yang harus dilestarikan.

Salah satunya dengan cara dikenalkan dan dipraktikkan di lingkungan sekolah, SD maupun SMP.

“Kalau membandingkan, di Bali anak-anaknya semua bisa tarian tradisional Bali. Mengapa di Surabaya tidak bisa? setidaknya tari remo diinternalisasi, juga anak Surabaya juga harus bisa tari remo,” ungkap Zuhrotul kepada Lingkaran.net, Rabu (28/6/2025).

Menurut politisi PAN ini, kebudayaan tari remo juga dapat digaungkan dengan acara yang masif. Seperti pada dua tahun silam, ketika Pemkot Surabaya menggelar tari remo masal yang diikuti oleh ribuan siswa sekolah.

“2 tahun lalu ada tari remo masal. Berarti ini bisa juga diperluas kalau diberi ruang. Sehingga saya yakin Surabaya sama dengan Bali, semua anak-anaknya bisa tari tradisional,” lanjutnya.

Zuhrotul menyebut, penampilan para siswa yang membawakan tarian yang biasa ditampilkan pada penyambutan tamu tersebut juga dapat dimodifikasi. Disesuaikan dengan syariat agama. Bagi siswa perempuan misalnya, tidak harus memakai kemben.

Di sekolah Islam, siswa perempuan bisa menari remo namun tetap menggunakan kerudung dan bagian kakinya juga memakai kain penutup.

Namun, dia menegaskan, modifikasi tersebut tidak akan mengubah gerakan tari itu sendiri.

Dia membeberkan, raperda usulan dewan ini perlu dibahas lantaran Surabaya merupakan kota urban yang menjadi tempat para pendatang dari berbagai daerah untuk menetap.

Sehingga, isu kebudayaan dan nilai pahlawan menjadi penting agar tidak tergerus dengan kemajuan zaman.

“Jangan sampai, spirit perjuangan yang disematkan kepada Surabaya Kota Pahlawan menjadi hilang. Spirit ini yang harus bisa diinternalisasi ke anak Surabaya,” ungkapnya.

Dia menambahkan, spirit kepahlawanan seperti halnya sikap pantang menyerah, tangguh, kerja sama, hingga selalu senantiasa berjuang harus ada dalam diri anak Surabaya.

Budaya Arek Suroboyo harus lebih tradisikan dan dikembangkan lebih lanjut agar siswa sekolah paham dengan kebudayaan Surabaya.

Namun, dalam pembahasan aturan ini masih ada pembahasan yang belum sepakat antara dewan dan dinas terkait. Yaitu, soal raperda pemajuan digabungkan dengan dengan nilai pahlawan atau disendirikan.

(*/Rifqi Mubarok)

Artikel Terbaru
Jumat, 19 Des 2025 20:24 WIB | Umum

Cuma Rp12.500 Bisa Masuk Dua Pantai Sekaligus, Kebijakan Baru Gus Fawait Bikin Wisata Jember Ramai

Lingkaran.net - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember mencatatkan sejarah baru dalam pengelolaan pariwisata daerah. Setelah melalui proses komunikasi dan ...
Jumat, 19 Des 2025 19:05 WIB | Umum

Ketua Komisi A DPRD Surabaya Apresiasi Gelar Pusaka Brojo Wahni, Keris Nusantara Dinilai Jadi Media Edukasi Hidup

Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko atau yang akrab disapa Cak Yebe mengapresiasi penyelenggaraan Budaya Gelar Pusaka Paguyuban Brojo Wahni ...
Jumat, 19 Des 2025 16:05 WIB | Politik & Pemerintahan

38 DPC Berkumpul di Surabaya, PDIP Jatim Tegaskan Penguatan Kerja Kerakyatan

Lingkaran.net - Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan Jawa Timur menjadi momentum penting menata kepengurusan untuk ...