Lingkaran.net--Final Piala Dunia Antar Klub 2025 alias FIFA Club World Cup 2025 yang berlangsung di Amerika Serikat, berakhir dengan cerita kejutan.
Tim asal Inggris, Chelsea memutarbalikkan prediksi para pundit sepak bola eropa yang mengunggulkan tim Prancis, Paris Saint Germain (PSG) bakal juara.
Chelsea juara setelah menang telak 3-0 atas tim juara Liga Champions Eropa 2025 tersebut di final yang dimainkan di New Jersey, Minggu (13/7) waktu setempat atau Senin (14/7) dini hari tadi waktu Indonesia.
Sebelum final, banyak orang memprediksi Chelsea akan menjadi pecundang sekaligus menambah daftar panjang korban keganasan PSG.
Sejumlah pundit dan media di Eropa bahkan mengunggulkan PSG bakal juara dengan persentase menang sangat besar: 70 persen berbanding Chelsea hanya 30 persen.
Prediksi itu beralasan karena PSG memang sedang dahsyat. Itu tergambar dari perjalanan mereka menuju final. PSG mengawali turnamen ini dengan menang telak 4-0 atas Atletico Madrid. Mereka semakin menggila di babak gugur.
Tim asal Amerika Serikat, Inter Miami yang diperkuat Lionel Messi dan beberapa mantan pemain Barcelona, dibantai 4-0 di babak 16 besar. Lalu Bayern Munchen dibabat 2-0 di perempat final. Bahkan, Real Madrid dengan pelatih baru Xabi Alonso, dibekuk 3-0 di semifinal.
Namun, yang terjadi di final FIFA Club World Cup 2025 dini hari tadi, Chelsea ternyata berhasil meredam permainan agresif PSG.
Rahasia Chelsea juara
Apa rahasianya Chelsea bisa membuat PSG tidak berkutik?
Karena Chelsea bermain sabar. Pelatih Chelsea asal Italia, Enzo Maresca menerapkan taktik sepak bola Italia yang menunggu diserang lantas melakukan serangan balik mematikan ketika mendapat peluang. Itulah yang terjadi di final.
Melansir dari Soccerway, data statistik pertandingan menunjukkan, PSG sebenarnya unggul dalam beberapa aspek. Utamanya dalam penguasaan bola (ball possession). PSG unggul ball possession 67 persen. PSG juga melakukan lebih banyak umpan. Total 599 umpan PSG dengan akurasi 90 persen.
Pelatih PSG, Luis Enrique yang pernah membawa Barcelona juara Liga Champions 2015, memang membawa spirit permainan ball possession ala Barcelona ke PSG.
Di sinilah menariknya. Chelsea meski jarang menguasai bola dengan hanya 30 persennya, bermain sabar dan menunggu celah menyerang balik secara cepat.
Data bicara, meski kalah dalam penguasaan bola, Chelsea bermainl to the point dalam mengalirkan bola dan itu terbukti lebih mematikan.
Pemain-pemain Chelsea melakukan 10 kali shots ke gawang PSG. Lima di antaranya on target dan tiga menjadi gol. Sementara PSG melepaskan 8 shots dengan 6 di antaranya on target alias mengarah ke gawang tetapi tidak ada yang menjadi gol.
Chelsea sudah unggul 2-0 pada 30 menit awal babak pertama lewat brace (dua gol) dari Cole Palmer pada menit ke-22 dan 30. Kedua gol ini diawali serangan cepat dari sisi kiri pertahanan PSG.
Menjelang akhir babak pertama, Chelsea menambah gol lewat tendangan cukilan Joao Pedro di menit ke-43 usai meneruskan asists Cole Palmer.
Di babak kedua, PSG yang mencoba bangkit, tidak kunjung mendapatkan hasil. Malah, PSG harus bermain dengan 10 pemain setelah Joao Neves dikartu merah di menit ke-85 usai menjambak rambut gondrong bek Chelsea, Marc Cucurella.
Hingga akhir pertandingan, Chelsea tetap unggul 3-0 dan tampil sebagai juara Piala Dunia Antar Klub 2025. Ini merupakan gelar kedua Chelsea di Piala Dunia Antar Klub setelah tahun 2021 silam saat mengalahkan klub Brasil, Palmeiras di final.
Tapi, gelar kedua ini lebih punya value karena ini merupakan pertama kalinya, Piala Dunia Antar Klub menggunakan format baru yang diikuti 32 tim seperti halnya Piala Dunia. (*)
Editor : Hadi Santoso