Potensi PDIP Gabung Pemerintahan, Prabowo Main Cantik 

Reporter : Alkalifi Abiyu
Ketua DPR RI Puan Maharani bersama Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri peluncuran kelembagaan 80 ribu Kopdes Merah Putih di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025). (Foto: Tim Puan Maharani)

Lingkaran.net - Pakar politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, menilai Presiden Prabowo Subianto telah memainkan strategi politik yang cerdas dalam menjaga hubungan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).  

Meski peluang PDIP bergabung ke dalam koalisi pemerintahan dinilai kecil, Prabowo dinilai mampu menjaga keseimbangan politik tanpa gesekan yang berarti. 

Baca juga: Puan Amini Pernyataan Prabowo soal Hubungan PDIP dan Gerindra

Hal ini diutarakan Surokim pasca muncul peluang PDIP bergabung pemerintahan setelah Presiden Prabowo Subianto mengibaratkan hubungan Gerindra dan PDIP seperti adik dan kakak. 

Menurutnya, konstelasi politik saat ini bersifat sangat dinamis, tidak selalu permanen, dan banyak ditentukan oleh arah kebijakan elit politik di masing-masing partai. 

“Bagi Pak Prabowo, semakin banyak kawan tentu semakin baik untuk menjaga stabilitas politik pemerintahannya. Termasuk menjaga relasi dengan PDIP yang selama ini terjalin cukup baik,” jelas Surokim dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/7/2025). 

Strategi Merangkul Tanpa Harus Berkoalisi 

Meskipun PDIP dikenal sebagai partai yang tegas dan tegak lurus pada garis komando Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Surokim menilai Prabowo telah “bermain cantik” dengan menjaga ritme komunikasi dan hubungan personal dengan elit PDIP.  

Langkah ini dinilai strategis untuk meminimalkan potensi gangguan politik di parlemen. 

“Kalau melihat watak PDIP selama ini, peluang mereka masuk ke dalam koalisi besar pemerintah memang kecil, apalagi koalisi itu sudah diisi banyak partai lain. Namun, relasi saling menghormati dan tidak mengganggu seperti saat ini sudah sangat positif,” ujarnya. 

Surokim menilai, bahkan tanpa formalitas koalisi, sikap PDIP di parlemen bisa lebih lunak terhadap pemerintahan Prabowo, selama hubungan personal antara Prabowo dan Megawati tetap terjaga baik. 

Stabilitas Politik Jadi Kunci 

Baca juga: Presiden Prabowo Lantik 2.000 Perwira TNI-Polri di Istana Merdeka, Puan Sampaikan Ini 

Langkah Prabowo yang mengutamakan harmoni politik dinilai penting untuk memperkuat stabilitas pemerintahan ke depan.  

“Pak Prabowo mampu menjaga ritme hubungan politik, sehingga meminimalkan gesekan yang tidak perlu. Ini adalah strategi yang efektif untuk menjaga soliditas pemerintahan,” kata Surokim. 

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pesan penuh makna saat meluncurkan 80 ribu Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Bentangan, Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7) lalu. 

Dalam pidatonya, Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra ini menyinggung kedekatan ideologis antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan (PDIP), yang ia sebut bak hubungan kakak dan adik. 

Prabowo mengutip semangat proklamator sekaligus Presiden pertama RI, Sukarno, sebagai inspirasi utama dalam membangun kesejahteraan bangsa. Dengan nada penuh penghormatan, Prabowo menyampaikan bahwa Bung Karno adalah milik seluruh rakyat Indonesia. 

Baca juga: Prabowo Sebut Gerindra dan PDIP Kakak Adik Saat Peluncuran Kopdes Merah Putih di Klaten  

“Saya percaya bahwa niat kita semua adalah ingin Indonesia lebih baik, sungguh-sungguh merdeka, bangkit dan berdiri di atas kaki kita sendiri. Itu semboyan Bung Karno, yang saya katakan beliau adalah milik seluruh rakyat Indonesia,” ujar Presiden Prabowo. 

Sembari melirik Puan Maharani, cucu Bung Karno dan Ketua DPP PDIP yang juga hadir dalam acara tersebut, Prabowo pun melontarkan candaan hangat. 

“Nyuwun sewu, Mbak Puan, Bung Karno itu bapak saya juga,” ucapnya disambut tawa hadirin. 

Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa hubungan Gerindra dan PDIP tak bisa dipisahkan dari nilai-nilai kebangsaan yang sama. Meski berbeda dalam konstelasi politik Pilpres 2024, menurutnya kedua partai sejatinya berasal dari akar perjuangan yang sama. 

“Sebenarnya PDIP sama Gerindra itu kakak adik. Tapi karena demokrasi kita mengadopsi sistem barat, harus ada oposisi, ada yang ngoreksi. Tapi ya tetap sedulur,” imbuhnya.

Editor : Setiadi

Politik & Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru