Lingkaran.net - Wakil Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur, Agus Cahyono, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kericuhan demonstrasi di Jakarta yang berujung pada wafatnya seorang driver ojek online (ojol).
Politisi PKS ini menilai tragedi itu harus menjadi pelajaran penting agar kejadian serupa tidak terulang, terutama menjelang aksi demonstrasi yang juga direncanakan berlangsung di Jawa Timur pada 3 September 2025 mendatang.
Baca juga: DPRD Jatim Dukung Langkah Menkeu Hapus Tunggakan BPJS Rp20 Triliun
“Pertama, saya sangat prihatin terhadap tragedi demo di Jakarta yang sampai memakan korban jiwa. Turut bela sungkawa. Semoga ada penyelesaian yang terbaik untuk semua pihak,” ujar Agus, Jumat (29/8/2025).
Agus menegaskan bahwa demonstrasi merupakan hak konstitusional warga negara untuk menyampaikan aspirasi. Namun, ia mengingatkan bahwa hak tersebut wajib dijalankan sesuai aturan agar tidak menimbulkan kericuhan maupun korban jiwa.
“Masyarakat punya hak menyampaikan aspirasi, itu dijamin undang-undang. Tapi harus taat regulasi: tertib, tidak anarkis, tidak merusak fasilitas umum, dan mematuhi batas waktu aksi. Begitu juga aparat keamanan harus menjaga demo tetap berjalan damai, tidak provokatif,” tegas politisi PKS ini.
Pemprov Jatim dan Aparat Diminta Antisipasi
Baca juga: Fraksi PKB DPRD Jatim Tegas Tolak Pencabutan Total Perda Pupuk Organik
Agus juga mendorong Pemprov Jatim, TNI, Polri, dan instansi terkait untuk melakukan langkah antisipasi sejak dini. Menurutnya, komunikasi dengan para koordinator lapangan (korlap) sangat penting agar demonstrasi berlangsung aman dan kondusif.
“Kalau memungkinkan, koordinasi dilakukan sebelum demo. Kalau tidak, bisa lewat media dan media sosial. TNI, Polri, maupun instansi terkait bisa menyampaikan imbauan agar aturan demo dipatuhi. Jangan sampai tragedi di Jakarta terjadi di Jawa Timur,” ujarnya.
Aspirasi Tetap Bisa Tersampaikan Tanpa Korban
Baca juga: Fraksi PKS DPRD Jatim Dorong Kajian Ulang Soal Bandara Abdulrachman Saleh Malang
Dengan sikap ini, Agus menegaskan bahwa aspirasi rakyat tetap dapat tersampaikan dengan baik tanpa harus mengorbankan nyawa maupun ketertiban umum.
“Demo itu bagian dari demokrasi, tapi harus damai. Jangan sampai ada lagi korban jiwa seperti di Jakarta,” pungkasnya.
Editor : Setiadi