Lingkaran.net – eksistensi Patung Ayam Sawunggaling di kawasan Lakarsantri menuai kritik dari Aliansi Arek Suroboyo Bergerak. Pasalnya patung ayam jago yang berdiri di dekat makam dari Raden Sawunggaling itu dinilai tidak menjawab kebutuhan masyarakat.
Ketua Dewan Pengawas Aliansi Arek Suroboyo Bergerak, Rudi Gaol, menilai langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak tepat di tengah kondisi efisiensi anggaran dan kebutuhan infrastruktur yang lebih mendesak bagi masyarakat.
Baca juga: Sejumlah OPD di Jatim Lakukan Efisiensi Anggaran dalam RAPBD 2026, Berikut Daftarnya
“Pemerintah Kota Surabaya tidak bijak di tengah-tengah efisiensi,” ujar Rudi, Sabtu (13/9/2025).
Menurutnya, pembangunan patung tersebut justru berpotensi mengaburkan identitas asli Surabaya yang lekat dengan simbol Suro dan Boyo. Ia mempertanyakan relevansi figur ayam dengan jati diri kota pahlawan.
“Pengaburan identitas Surabaya, apa jangan-jangan ada niat untuk membuka sabung ayam menjadi resmi?” tanya Rudi.
Meski begitu, Rudi menegaskan pihaknya tetap menghargai adat dan tradisi masyarakat lokal, khususnya di wilayah Lakarsantri, yang memiliki kearifan budaya sendiri. Namun, ia menilai Pemkot seharusnya lebih selektif dalam memilih simbol yang akan diangkat menjadi ikon kota.
Baca juga: DPRD Jatim Review Frekuensi Podcast dan Kegiatan Studi Banding, Ini Alasannya
“Kita menghargai adat istiadat masyarakat Wiyung,” tegasnya.
Ia berharap Pemkot Surabaya dapat lebih mengedepankan simbol-simbol historis dan kultural yang benar-benar merepresentasikan identitas kota, sehingga pembangunan ikon baru tidak menimbulkan kontroversi maupun salah tafsir di tengah masyarakat.
Sebelumnya, Camat Lakarsantri Yongky Kuspriyanto Wibowo mengatakan, monumen Ayam Jago ini sebagai penanda cikal bakal berdirinya Kota Surabaya.
Baca juga: Pemkot Surabaya Berencana Terbitkan Aturan Pembatasan Tenda Hajatan, Komisi A: Tidak Perlu Buru-buru
Dirinya berharap, adanya monumen tersebut wisata sejarah sekaligus religi di kawasan Lidah Wetan bisa terus meningkat ke depannya. Untuk saat ini, ia menyebutkan, akan terus meningkatkan infrastruktur penunjang lainnya agar kawasan wisata tersebut semakin menarik untuk dikunjungi ke depannya.
“Harapannya seperti itu, harapannya infrastruktur penunjang lainnya bisa segera dibenahi. Jadi di situ itu butuh taman dan tempat parkir. Dan saya nggak menyangka kalau hasilnya (monumen) sebagus itu, sampai warga itu antusias karena sudah lama menjadi keinginan warga sejak 2023. Akhirnya monumen itu sudah terealisasi di 2025,” ujarnya, Selasa (9/9/2025).
Editor : Trisna Eka Aditya