Lingkaran.net - Dalam suasana semangat kepahlawanan yang berkobar di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, bangsa Indonesia kembali diingatkan tentang pentingnya kepemimpinan yang berintegritas, berkelanjutan, dan berjiwa nasionalis.
Penganugerahan Penghargaan Kehormatan kepada Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi momentum reflektif tentang arti sejati dari perjuangan dan pengabdian bagi negeri.
Baca juga: Pendapatan Jatim Turun Rp2,8 Triliun, Program Prioritas Gubernur Dipastikan Tetap Jalan
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sri Wahyuni, menyampaikan apresiasi mendalam atas penyelenggaraan acara tersebut yang dinilai memiliki makna kebangsaan yang kuat.
“Penghargaan ini bukan hanya bentuk penghormatan kepada Bapak SBY, tetapi juga penegasan bahwa nilai-nilai kebangsaan harus terus hidup dalam tindakan dan gagasan,” ujar Sri Wahyuni, Selasa (11/11/2025).
SBY: Teladan Kepemimpinan Demokratis dan Moderat
Sri Wahyuni menilai SBY sebagai sosok pemimpin yang berhasil menjaga stabilitas politik, memperkuat demokrasi, dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional selama masa kepemimpinannya pada tahun 2004–2014.
“Bapak SBY adalah figur yang konsisten menyuarakan moderasi, baik dalam politik, keagamaan, maupun kehidupan sosial. Kepemimpinannya mengajarkan bahwa keberanian dan kebijaksanaan dapat berjalan seiring,” tutur Sri Wahyuni.
Menurutnya, penghargaan yang diberikan ITS ini merupakan pengingat penting bahwa kepemimpinan nasional tidak boleh berhenti sebagai catatan sejarah, melainkan harus menjadi nilai yang diwariskan kepada generasi penerus bangsa.
Baca juga: Banggar DPRD Jatim Soroti Pendapatan Daerah 2026 Turun Rp9 Triliun: Tren Negatif
Nilai Kepemimpinan di Tengah Era Digital
Momentum penghargaan ini, kata Sri Wahyuni, menjadi semakin bermakna karena diselenggarakan di kampus teknologi unggulan, di tengah generasi muda yang hidup di era digital dan berpikir dengan algoritma.
“Ini isyarat kuat bahwa kebangsaan harus hadir di ruang digital, di laboratorium penelitian, dan di hati mahasiswa yang sedang merancang solusi masa depan. Nasionalisme harus hidup, tidak hanya di buku sejarah, tapi juga di setiap inovasi,” tegasnya.
Sri Wahyuni menambahkan, generasi muda Indonesia perlu meneladani etos kepemimpinan SBY yang mengedepankan integritas, dialog, dan visi jangka panjang, agar mampu menjawab tantangan global tanpa kehilangan jati diri bangsa.
Baca juga: APBD Jatim 2026 Turun Rp1,9 Triliun, Fraksi Gerindra Tegur Absennya Khofifah di Paripurna DPRD
Menjaga Api 10 November Tetap Menyala
Dalam semangat Hari Pahlawan, Sri Wahyuni menegaskan bahwa penghargaan kepada SBY di ITS juga menjadi momentum untuk menyalakan kembali api perjuangan.
“Kepada Bapak SBY, kami ucapkan selamat. Penghargaan ini bukan sekadar simbol, tapi inspirasi bagi kita semua untuk terus berbuat yang terbaik bagi Indonesia,” ujarnya.
Ia menutup dengan ajakan reflektif. “Mari kita jaga api 10 November tetap menyala — di hati, di pikiran, dan di setiap tindakan kita," pungkasnya.
Editor : Setiadi