Golden Age Terancam, Jairi Irawan Ajak Ibu-Ibu di Tulungagung Perkuat Gizi Bayi dari Kandungan

Reporter : Alkalifi Abiyu
Jairi Irawan, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim saat menggelar Reses di Wisata Kebon Jambu, Desa Rejoagung, Kec. Kedungwaru, Tulungagung.

Lingkaran.net - Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil 7 (Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, dan Kota Blitar), Jairi Irawan, menggelar kegiatan reses dengan tema penguatan pengetahuan pengasuhan bayi dan balita di masa Golden Age.  

Kegiatan yang digelar di Wisata Kebon Jambu, Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung itu menghadirkan kader Posyandu, ibu hamil, dan para ibu dengan anak usia di bawah tiga tahun (batita). Dinas Kesehatan Tulungagung pun tak lupa turut hadir untuk memberikan edukasi. 

Baca juga: Reses di Jember, Hermin Terima Usulan Infrastruktur dan Pertanian

Jairi yang juga Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tulungagung, menjelaskan bahwa reses kali ini difokuskan pada penggalian persoalan pengasuhan bayi sejak dalam kandungan, 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), hingga kesiapan MPASI setelah masa ASI eksklusif. 

Dalam pemaparannya, Jairi mengungkapkan fakta yang ia temui saat kunjungan ke berbagai Posyandu di Kabupaten Kediri beberapa waktu lalu. 

“Setiap desa memiliki angka kelahiran sekitar 40–50 bayi per tahun. Dari jumlah tersebut, masih ditemukan bayi yang terindikasi stunting. Meski tidak banyak, ini tetap menjadi perhatian serius kita bersama,” tegasnya. 

Karena bermitra langsung dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur, Jairi menegaskan komitmennya untuk memperluas pelatihan bagi kader Posyandu, ibu hamil, serta ibu-ibu muda agar pemahaman mereka mengenai gizi, ASI eksklusif, serta MPASI semakin kuat. 

Fokus Reses: Gizi Cukup, ASI Eksklusif, dan MPASI Tepat 

Jairi menyebut bahwa peningkatan edukasi menjadi kunci untuk mencegah stunting sejak dini. 

“Reses ini difokuskan agar bayi sejak lahir mendapatkan gizi cukup, ASI eksklusif, serta MPASI yang benar mulai usia 6 bulan. Mulai dari bahan makanan, cara pengolahan, hingga waktu yang tepat untuk pemberian MPASI,” jelasnya. 

Berdasarkan data SSGI 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Tulungagung berada di angka 13,70%, lebih rendah dari rata-rata Jawa Timur 14,7%. Meski demikian, Jairi menegaskan bahwa komitmen untuk menurunkan angka tersebut terus dilakukan secara berkelanjutan. 

Baca juga: Reses di Bojonegoro, Sri Wahyuni Usulkan Pembangunan Masjid hingga Dukungan UMKM Masuk APBD 2026

Peserta Antusias, Banyak yang Merasa Terbantu 

Para ibu peserta kegiatan reses memberikan respons positif atas kegiatan edukatif tersebut.
Rina Yunita, warga Tawangsari, Kecamatan Kedungwaru, mengatakan kegiatan ini bisa berbagi pengalaman.

"Untuk Bapak Jairi, semoga semakin sukses dan semakin memperhatikan ibu-ibu," ujarnya. 

Fitri, dari Plandaan, menilai kegiatan ini sangat bermanfaat.

“Penjelasannya sangat jelas, dokternya menyampaikan materi dengan rinci. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut," katanya. 

Baca juga: Prabowo Siapkan Becak Listrik di Seluruh Indonesia, Abdul Halim: Janji Presiden Terbukti Nyata

Lilis Anggraini, warga Ketanon, juga merasakan manfaat langsung. “Dijelaskan detail cara penyajian MPASI dan cara menyusui yang benar. Semoga acara ini bisa rutin dilakukan," imbuhnya. 

Komitmen Berkelanjutan Tekan Stunting 

Melalui reses ini, Jairi menegaskan bahwa kolaborasi antara masyarakat, kader Posyandu, dan pemerintah akan terus diperkuat demi menurunkan angka stunting di Tulungagung dan sekitarnya. 

“Kita ingin memastikan setiap anak di Jawa Timur tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki masa depan yang baik,” pungkasnya.

Editor : Setiadi

Politik & Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru