Lingkaran.net - Deretan keluhan warga Bulak, Surabaya mengalir deras ketika Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati menggelar reses, Selasa (18/11/2025). Dari pedagang Sentra Ikan Bulak (SIB) yang makin terpinggirkan hingga ustaz dan marbot yang belum pernah merasakan honor dari pemerintah.
Puluhan warga hadir untuk menyampaikan berbagai persoalan yang mereka hadapi, mulai dari nasib pedagang Sentra Ikan Bulak hingga kebutuhan fasilitas pendidikan.
Baca juga: Fraksi PDIP DPRD Jatim Dorong Ekonomi Hijau Berbasis Kehutanan yang Berkeadilan
Dalam kesempatan tersebut, Lilik menegaskan bahwa reses merupakan bagian dari tugas legislator untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat, khususnya warga Surabaya sebagai daerah pemilihannya.
“Reses adalah kewajiban kami untuk mendengarkan keluhan sekaligus inspirasi masyarakat. Harapannya, berbagai kebaikan yang telah kita bangun bersama terus bergulir untuk warga Surabaya,” ujar Lilik yang juga anggota Komisi C ini.
Sunarto, warga RT 06, menyampaikan keluhan soal nasib pedagang yang direlokasi ke Sentra Ikan Bulak (SIB). Sejak dipindahkan, para pedagang kesulitan mendapatkan lahan usaha dan jumlah mereka kini menurun drastis.
“Sekarang tinggal sekitar 20 pedagang yang bertahan,” keluhnya.
Menanggapi hal itu, Lilik menyebut masalah SIB berada dalam kewenangan Pemerintah Kota Surabaya. Ia menilai persoalan serupa juga terjadi di sejumlah pujasera lain yang kurang terpantau pengelolaannya.
“Nanti akan saya sampaikan ke Komisi B melalui Bu Eni dari PKS untuk mengetahui arah kebijakan Pemkot terkait UMKM, termasuk SIB,” ujarnya.
Baca juga: Adam Rusydi Gelar Reses di Desa Junwangi Sidoarjo: Guru, Jalan Rusak, hingga Irigasi Jadi Sorotan
Keluhan datang pula dari Didik Waluyo, warga RT 05 yang mengurusi pengembangan fasilitas di SMA Negeri 3 Surabaya. Ia mengungkapkan tanah timbunan di area belakang sekolah membutuhkan alat berat untuk diratakan, namun proses pengurusannya terhambat di tingkat kecamatan dan Dinas PU.
“Sudah dua minggu tanah itu menumpuk dan mengganggu kegiatan pembelajaran. Mohon ada percepatan,” pintanya.
Lilik berjanji segera berkoordinasi dengan dinas terkait. “Akan saya koneksikan ke dinas yang memiliki alat berat. Mudah-mudahan segera ada solusi,” kata Lilik.
Aspirasi lain disampaikan warga RW 04 yang mengusulkan pemberian honor atau khafalah bagi ustaz pengajar ngaji. Mereka menilai para ustaz selama ini hanya mengandalkan infak yang jumlahnya terbatas. Hal serupa juga disampaikan Gatot, Ketua RW 06, yang menyebut marbot di tiga masjid besar wilayahnya belum pernah mendapat bisyaroh.
Baca juga: Reses di Jember, Hermin Terima Usulan Infrastruktur dan Pertanian
Lilik menjelaskan bahwa pemberian honor tersebut dimungkinkan, namun harus melalui mekanisme resmi.
“Semua bantuan dari APBD atau APBN harus melalui lembaga atau yayasan yang memiliki legalitas. Nanti tetap akan kami usulkan,” tegasnya.
Menutup kegiatan, Lilik memastikan seluruh aspirasi warga akan dibawa ke tingkat pembahasan sesuai kewenangan. Ia berharap berbagai persoalan yang disampaikan warga dapat segera memperoleh tindak lanjut dari instansi terkait.
Editor : Setiadi