Dispendik Surabaya Resmi Buka SPMB SD dan SMP, Begini Skema Kuota yang Berubah

Reporter : Redaksi

Surabaya, Lingkaran.net Dinas Pendidikan / Dispendik Surabaya resmi membuka Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) SD dan SMP Tahun Ajaran 2025/2026.

Baca juga: Tinjau Pelaksanaan MPLS Hari Pertama, Kepala Dispendik Surabaya Sampaikan Larangan Keras Ini

Pendaftaran murid baru sudah dapat diakses di website SPMB dispendik.

Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, sama seperti pelaksanaan sebelumnya, ada 4 jalur yang dibuka pada penerimaan siswa baru tahun ini. Yaitu jalur prestasi, afirmasi, domisili, dan mutasi.

Pelaksanaan SPMB tahun ini hampir sama dengan tahun kemarin. Alhamdulillah karena model metodenya sama, mudah-mudahan nanti dengan bantuan teman-teman media warga itu tidak banyak bertanya, ujar Yusuf saat jumpa pers, Kamis (15/5/2025).

Di sisi lain, kata Yusuf, kuota jalur afirmasi di tingkat SD yang ditujukan bagi kalangan keluarga miskin dan pramiskin meningkat dari 15 persen menjadi 20 persen pada SPMB kali ini.

Dengan meningkatnya jumlah kuota jalur afirmasi ini dapat menambah daya serap siswa kalangan keluarga miskin dan pramiskin. Jalur ini juga dibuka lebih awal dibandingkan jalur lainnya.

Baca juga: Dinas Pendidikan Jatim Beri 3 Solusi Bagi Ratusan Siswa Gagal Masuk SMAN 1 Giri Banyuwangi

Untuk keluarga miskin, intervensinya tetap kami dilakukan dengan apapun jalurnya. Baik itu jalur prestasi maupun jalur domisili, lanjutnya.

Dengan perubahan skema persentase SPMB jalur afirmasi di tingkat SD ini turut berdampak terhadap kuota jalur lainnya. Jalur prestasi meningkat dari 30 persen menjadi 35 persen.

Sedangkan, jalur domisili dipangkas 10 persen menjadi 40 persen. Dan jalur mutasi diberi kuota 5 persen. Dengan perubahan tersebut, pemerataan dan kualitas pendidikan diharapkan dapat meningkat.

Sementara itu, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Swasta Surabaya, Zaini, mengatakan sebagian kecil SD swasta sudah membuka pendaftaran untuk siswa baru sejak beberapa bulan yang lalu.

Baca juga: Warga Surabaya Masih Bingung Sistem SPMB, DPRD Jatim Desak Evaluasi Jalur Zonasi

Karena memang SD swasta itu ada yang punya pasar tersendiri, sehingga ada yang sudah tutup pendaftaran ada juga yang memang menunggu dari sekolah negeri, jelas Zaini,

Dia menuturkan, anak usia masuk sekolah mengalami penurunan. Itu artinya jumlah penduduk yang usia SD jumlahnya terus berkurang.

Mudah-mudahan ada peningkatan. Karena kami mendengar di TK besar jumlahnya lebih besar dari tahun kemarin. Itu menjadi kabar baik bagi teman-teman di sekolah swasta sehingga secara jumlah itu mungkin akan meningkat, katanya.(Rifqi Mubarok)

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru