Lingkaran.net - Bunga anggrek dikenal sebagai tanaman hias yang memesona, anggun, dan penuh daya tarik. Namun, di balik keindahannya, anggrek juga menyimpan banyak cerita, mitos, bahkan kepercayaan yang berkembang di masyarakat sejak ratusan tahun lalu.
Beberapa masih dipercaya hingga kini, meski tak semuanya terbukti secara ilmiah. Artikel ini mengulas berbagai mitos seputar anggrek yang beredar, dan mengungkap faktanya berdasarkan pandangan botani dan sains.
1. Anggrek Membawa Aura Mistis dan Hoki
Di beberapa daerah, anggrek dipercaya membawa energi positif dan bisa mendatangkan keberuntungan. Jenis anggrek tertentu, seperti Anggrek Bulan (Phalaenopsis), dianggap membawa ketenangan dan keberuntungan jika diletakkan di dalam rumah.
Faktanya, meski tak ada bukti ilmiah tentang aura keberuntungan, penelitian menunjukkan bahwa tanaman hias, termasuk anggrek, dapat meningkatkan suasana hati dan memperbaiki kualitas udara dalam ruangan. “Tanaman dalam ruangan, termasuk anggrek, terbukti mampu mengurangi stres, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.” — Lohr, V.I., Pearson-Mims, C.H., & Goodwin, G.K. (1996). Journal of Environmental Horticulture, 14(2), 97–100.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa efek psikologis inilah yang mungkin membuat orang merasa lebih “beruntung” saat memelihara anggrek.
2. Anggrek Sulit Dirawat dan Hanya untuk Ahli
Banyak yang percaya bahwa menanam anggrek butuh keahlian khusus, bahkan dianggap tanaman yang cepat mati bila tak dirawat dengan teknik khusus.
Faktanya, tidak semua anggrek sulit dirawat. Beberapa jenis seperti Dendrobium dan Phalaenopsis sangat cocok untuk pemula karena tahan terhadap berbagai kondisi dan cukup mudah berkembang biak. Dengan sedikit pengetahuan dasar, siapa pun bisa menanam anggrek dengan sukses.
3. Anggrek Aktif di Malam Hari dan Menghisap Energi
Ada anggapan bahwa anggrek “bangun” saat malam hari dan bisa menyerap energi manusia yang tidur di dekatnya.
Faktanya, meskipun beberapa jenis tanaman melakukan respirasi pada malam hari, anggrek tidak menyedot energi manusia. Sebaliknya, mereka menyerap karbon dioksida dan bisa membantu menjaga keseimbangan udara. Tidak ada bukti ilmiah bahwa anggrek membahayakan saat ditempatkan di kamar tidur.
4. Anggrek Berkembang Jika Dirawat dengan Kasih Sayang
Beberapa orang percaya bahwa anggrek akan cepat mekar jika sering diajak bicara atau dirawat dengan penuh cinta.
Secara ilmiah, tanaman merespons lingkungan, termasuk suara dan sentuhan ringan, meski tidak “merasakan cinta” seperti manusia. “Tanaman bisa merespons gelombang suara dan rangsangan fisik. Frekuensi tertentu terbukti mempengaruhi ekspresi gen dan kecepatan pertumbuhan tanaman.”
— Jeong, M.J. dkk (2008). Biotechnology Letters, 30(12), 2103–2107.
Memberi perhatian dengan rutin menyiram, memupuk, dan memberi cahaya cukup memang terbukti membuat anggrek tumbuh lebih baik. Jadi, “kasih sayang” itu nyata dalam bentuk perawatan yang konsisten.
5. Anggrek Hitam Membawa Kekuatan Gaib
Di Kalimantan dan Papua, Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) dianggap sebagai tanaman sakral dan punya kekuatan gaib. Di masa lalu, anggrek ini bahkan hanya boleh dipetik oleh orang tertentu.
Faktanya, anggrek Hitam memang tanaman langka dan dilindungi. Kekhasannya membuatnya disakralkan oleh masyarakat lokal sebagai bentuk penghormatan terhadap alam. Kepercayaan ini lebih merupakan bagian dari kearifan lokal dan tradisi, bukan sihir dalam arti harfiah.
Bunga anggrek memang lebih dari sekadar tanaman hias. Ia menyimpan simbol, sejarah, dan kepercayaan yang kaya. Mitos-mitos yang berkembang tak selalu harus dilihat sebagai sesuatu yang salah, tetapi bisa menjadi jendela untuk memahami hubungan manusia dengan alam. Namun, memahami fakta ilmiahnya akan membantu kita merawat anggrek dengan lebih baik dan bijak.
Editor : Setiadi