lingkaran.net - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi nasional pada Agustus 2025 sebesar 2,31 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Kenaikan harga kebutuhan pokok, khususnya beras, bawang merah, telur ayam ras, serta emas perhiasan menjadi kontributor utama naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK) ke level 108,51.
Inflasi provinsi tertinggi terjadi di Sumatera Utara dengan capaian 4,42 persen, sedangkan Maluku Utara mencatat inflasi terendah hanya 0,43 persen. Adapun Papua Barat menjadi satu-satunya provinsi yang mengalami deflasi, sebesar minus 0,87 persen.
Pada level kabupaten/kota, Kabupaten Deli Serdang menorehkan inflasi tertinggi mencapai 5,79 persen. Sebaliknya, inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,19 persen. “Tekanan inflasi masih didominasi oleh kelompok pangan, termasuk bahan makanan yang mencatat inflasi tahunan 4,27 persen,” tulis BPS dalam laporan resminya, Senin (1/9/2025).
Berdasarkan kelompok pengeluaran, kenaikan harga paling signifikan terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang melonjak 8,66 persen yoy, diikuti kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,99 persen.
Sementara itu, kelompok transportasi mencatat deflasi 0,29 persen akibat penurunan harga bensin dan tarif angkutan udara.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi Agustus 2025 justru mengalami deflasi tipis 0,08 persen. Sedangkan sejak awal tahun (year-to-date), inflasi tercatat 1,60 persen, lebih tinggi dibanding periode yang sama pada 2024 sebesar 0,87 persen.
Meski terjadi peningkatan dibanding tahun lalu, laju inflasi tahun ini masih dalam level terkendali. BPS mencatat, inflasi Agustus 2023 berada pada angka 3,27 persen, lebih tinggi dari capaian saat ini.
Ke depan, tantangan utama pengendalian inflasi diperkirakan tetap datang dari sektor pangan yang rawan fluktuasi harga, serta kebutuhan pendidikan yang meningkat pada periode awal tahun ajaran baru. Pemerintah diminta menjaga stabilitas harga melalui koordinasi erat antara pusat dan daerah agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
Editor : Baehaqi