Lingkaran.net - Momentum Hari Santri Nasional (HSN) 2025 yang diperingati setiap 22 Oktober menjadi refleksi penting bagi dunia pesantren di seluruh Indonesia.
Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan, RKH Mohammad Nasih Aschal atau akrab disapa Ra Nasih, menegaskan pentingnya menjaga marwah pesantren sekaligus memperkuat peran santri di era digital.
Menurut Ra Nasih, santri masa kini menghadapi tantangan yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Jika dulu perjuangan santri dilakukan di medan pertempuran fisik, kini perjuangan itu bergeser ke ruang digital.
“Santri harus menjadi pejuang di dunia maya, melawan hoaks, ujaran kebencian, dan narasi yang memecah belah bangsa dengan akhlak dan ilmu,” tegas Ra Nasih, Selasa (21/10/2025).
Ra Nasih yang juga Ketua Fraksi NasDem DPRD Jatim ini menambahkan, perkembangan teknologi tidak boleh menjauhkan santri dari nilai-nilai pesantren, justru harus menjadi sarana dakwah dan pemberdayaan umat.
“Pesantren harus melahirkan santri yang digital literate, cakap teknologi, dan tetap berpegang pada prinsip keikhlasan serta kejujuran,” ujarnya.
Dalam pandangan Ra Nasih, pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi pusat literasi digital berbasis moral dan spiritual.
“Dengan bimbingan kiai dan nilai-nilai luhur pesantren, santri dapat menjadi agen perubahan di dunia digital, menyebarkan konten positif, edukatif, dan menenangkan,” tambahnya.
Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Bangkalan kali ini digelar acara kick-off peringatan Hari Santri Nasional 2025 PCNU Kabupaten Bangkalan di Halaman Kampus Institut Agama Islam Syaichona Mohammad Cholil Sabtu malam (18/10).
Ra Nasih menegaskan, nilai-nilai perjuangan santri tetap relevan di setiap zaman. “Selama bangsa ini ingin berdiri kokoh, maka pesantren dan santri harus menjadi penjaganya, baik di dunia nyata maupun di dunia digital,” pungkasnya.
Editor : Setiadi