Surabaya, Lingkaran.net PDI Perjuangan resmi mempersembahkan duet “Resik-Resik” Jawa Timur yang siap membawa perubahan signifikan yakni Tri Rismaharini dan KH Zahrul Azhar Asad, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Hans.
Pasangan ini tidak hanya memadukan kekuatan nasionalis dan santri, tetapi juga mengusung harapan baru untuk memberantas masalah kemiskinan dan korupsi yang masih menghantui provinsi ini.
Tri Rismaharini, sosok perempuan tangguh yang telah mengubah wajah Surabaya menjadi kota modern dan berprestasi di tingkat internasional, kini siap membidik Jawa Timur.
Mengembangkan taman kota hingga layanan publik berbasis elektronik, Risma membuktikan kemampuannya dalam menata sebuah kota besar.
Surabaya Single Window (SSW), sistem layanan publik inovatif yang lahir dari tangannya, membuat Surabaya menjadi pionir di Indonesia dalam transformasi digital pelayanan publik.
Di sisi lain, Gus Hans, sosok kharismatik yang akrab dengan dunia pesantren, membawa angin segar bagi kaum muda. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar di Jombang dan Wakil Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, ia mewakili generasi muda santri yang mengedepankan intelektualitas dan keislaman yang moderat.
Dengan latar belakang akademik yang kuat dan pengalamannya di berbagai forum keagamaan nasional, Gus Hans dianggap sebagai pasangan ideal bagi Risma.
Said Abdullah, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, dengan tegas menyatakan bahwa Risma-Gus Hans merupakan simbol penyatuan antara nasionalis dan santri, perempuan berprestasi dan kaum muda berintelektual.
“Bu Risma mewakili pengalaman panjang dan keberhasilan nyata dalam pemerintahan, sementara Gus Hans membawa semangat muda dan kepemimpinan spiritual. Keduanya saling melengkapi untuk membuat Jawa Timur lebih baik,” ujar Said pada Kamis (29/8).
Tak hanya soal prestasi, Said juga menyinggung pentingnya menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan.
“Sebagai basis santri, Jawa Timur seharusnya menjadi contoh pemerintahan yang amanah. Namun, belakangan ini justru diterpa kasus-kasus korupsi yang melibatkan pemerintah daerah. Pasangan Risma-Gus Hans siap membersihkan ‘kotoran’ itu dan mengembalikan kepercayaan rakyat,” tegasnya.
Tidak hanya fokus pada isu pemerintahan bersih, pasangan ini juga menargetkan penurunan kemiskinan yang masih mencengkeram Jawa Timur.
Menurut Said Abdullah, meski kaya sumber daya alam, angka kemiskinan di Jawa Timur masih mencapai 9,79 persen, lebih tinggi dari angka nasional yang berada di 9,03 persen.
“Dengan pengalaman Bu Risma yang sukses di Surabaya dan sebagai Menteri Sosial, kami yakin kemiskinan di Jawa Timur bisa ditekan lebih cepat,” tambahnya.
Risma-Gus Hans bukan sekadar pasangan politik biasa, tetapi representasi dari harapan untuk sebuah pemerintahan yang tidak hanya bersih, tetapi juga pro-rakyat, inovatif, dan berorientasi pada kemajuan sosial.
Said Abdullah menutup pernyataannya dengan seruan yang tajam: “Pilkada ini harus menjadi panggung untuk adu prestasi dan gagasan, bukan ajang politik uang dan sembako. Cukup sudah pengalaman pahit dari pemilu sebelumnya. Mari kita pilih pemimpin dengan rekam jejak baik, yang memiliki visi kongkret dan kejujuran.”
Pasangan Risma-Gus Hans dikabarkan akan mendaftar secara resmi di KPU Jawa Timur hari ini, Kamis (29/8) pukul 18.00 WIB dengan membawa harapan untuk menjadikan provinsi ini lebih maju, bersih, dan sejahtera. Alkalifi Abiyu