x lingkaran.net skyscraper
x lingkaran.net skyscraper

Kenapa Peternak di Jatim Tergilas Susu Impor, DPRD Jatim Ungkap Penyebabnya

Avatar Redaksi

Umum

Surabaya, Lingkaran.net Rendahnya penyerapan susu segar peternak lokal kembali menjadi sorotan.

Dalam laporan atas Raperda APBD Jawa Timur 2025, Komisi B DPRD Jatim mengungkapkan bahwa hanya 20% susu segar lokal yang diserap Industri Pengolahan Susu (IPS).

Kondisi ini bahkan mendorong peternak melakukan aksi buang susu sebagai bentuk protes.

"Penyerapan susu lokal ini baru 20 persen, kemarin ada isu susu dibuang karena harga dan sebagainya. Karena itu kami merekomendasikan gimana anggaran seminimal itu bisa pro pada kesejahteraan masyarakat," ujar Aulia Hany Mustikasari, juru bicara Komisi B, Kamis (14/11/2024).

Aulia menegaskan, Dinas Peternakan Jawa Timur perlu memaksimalkan anggaran sebesar Rp 200,1 miliar yang dialokasikan dalam APBD 2025, meskipun jumlahnya turun 8,77% dibanding P-APBD 2024.

"Kami minta Dinas Peternakan mengusulkan agar susu segar dimasukkan sebagai bahan makanan pokok dan penting (Bapokting)," tambahnya.

Langkah ini sejalan dengan program swasembada pangan yang menjadi prioritas Presiden Prabowo.

Menurut Aulia, penguatan sektor peternakan lokal tak hanya meningkatkan kesejahteraan peternak, tetapi juga mendorong kemandirian pangan.

Selain itu, Komisi B meminta pemerintah membantu peternak mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk meningkatkan kapasitas produksi.

"Akses permodalan ini penting agar peternak bisa bersaing dan tidak lagi terjebak dalam siklus kerugian," tegas Aulia.

Dalam laporan tersebut, Komisi B juga menyoroti pentingnya sertifikasi halal untuk Rumah Potong Hewan (RPH) dan Rumah Potong Ayam (RPA).

"Walaupun ini domain pemerintah kabupaten dan kota, kami rekomendasikan Dinas Peternakan meningkatkan fasilitasi sertifikasi halal untuk memastikan kualitas produk," jelasnya.

Menariknya, meskipun target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Peternakan untuk 2025 hanya ditetapkan sebesar Rp 12,2 miliar, realisasi PAD hingga November 2024 telah mencapai Rp 15,2 miliar. Pencapaian ini menunjukkan potensi besar sektor peternakan yang masih dapat dioptimalkan.

"Dengan realisasi PAD yang sudah melebihi target, ini menunjukkan bahwa sektor peternakan memiliki potensi besar yang perlu terus didukung, baik dari segi regulasi maupun anggaran," pungkas Aulia.

Langkah konkret diharapkan segera diambil, mengingat pentingnya sektor peternakan dalam menopang kesejahteraan masyarakat dan kemandirian pangan Jawa Timur. Alkalifi Abiyu

iklan wara
Artikel Terbaru
Sabtu, 16 Agu 2025 18:28 WIB | Politik & Pemerintahan

Tak Ada Kenaikan PBB di Surabaya, Eri Cahyadi Pilih Pembiayaan Alternatif untuk Pembangunan Infrastruktur

Pemkot Surabaya menegaskan besaran Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Pahlawan tahun ini tidak mengalami kenaikan. ...
Sabtu, 16 Agu 2025 18:20 WIB | Politik & Pemerintahan

Anggaran Pendidikan Jatim Naik Jadi Rp9,9 Triliun, Sekdaprov Bilang Begini

Lingkaran.net - Kabar gembira datang untuk dunia pendidikan di Jawa Timur. Dalam PAPBD 2025, anggaran pendidikan dinaikkan cukup besar, dari 31 persen di APBD ...
Jumat, 15 Agu 2025 23:48 WIB | Umum

Doa Malam Tirakatan 17 Agustus 2025 Versi PDF, Lengkap dengan Arab dan Latinnya

Kegiatan doa bersama umumnya digelar pada malam 16 Agustus, sebagai bentuk rasa syukur dan doa bersama untuk para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdek ...