Surabaya, Lingkaran.net Perjalanan hidup Abdul Halim adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Terlahir dari keluarga sederhana, masa kecilnya dihabiskan di pondok pesantren dengan kehidupan yang jauh dari kemewahan.
Namun, berkat kegigihan dan doa dari para kiai serta orang tuanya, kini ia menjabat sebagai Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, sebuah posisi strategis dalam pembangunan daerah.
Semangat perjuangan dan kepedulian Halim terhadap masyarakat tergambar jelas dalam acara Pengajian Umum Malam Nuzulul Qur’an dan Santunan Anak Yatim yang digelarnya di kediamannya di Sidosermo, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, pada Sabtu (22/3) malam.
Acara ini dihadiri oleh tokoh agama terkemuka, KHR Achmad Azaim Ibrahimy, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, serta ratusan santri dan warga setempat.
Santri yang Berjuang di Jalur Politik
Sebagai alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Abdul Halim memahami pentingnya membangun koneksi antara dunia pesantren dan pemerintahan. Dalam acara tersebut, ia mengungkapkan bahwa perjalanan politiknya tak lepas dari nilai-nilai yang diajarkan di pesantren.
“Saya lahir dari keluarga kurang mampu, besar di lingkungan pesantren, dan kini diamanahi tanggung jawab di DPRD Jatim. Semua ini tak lepas dari berkah para kiai dan doa orang tua. Saya ingin membuktikan bahwa santri juga bisa berkontribusi dalam membangun daerah,” ujar Halim.
Menjadikan DPRD sebagai Wadah Perjuangan untuk Masyarakat