Probolinggo, Lingkaran.net Penemuan ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) membuat geger masyarakat Indonesia.
Bagaimana tidak, area konservasi yang selama ini dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia justru disalahgunakan menjadi ladang mariyuana dengan puluhan titik penanaman. Total luasnya pun tak main-main, hampir mencapai satu hektar persegi.
Kabar ini semakin panas dibicarakan di media sosial setelah muncul teori konspirasi yang mengaitkan penemuan ladang ganja dengan pembatasan penggunaan drone serta penutupan sebagian area wisata di TNBTS.
Banyak yang menduga-duga apakah ada upaya menutupi sesuatu yang lebih besar di balik larangan tersebut.
Warga Bromo Terkejut, Nama Baik Tercoreng
Imam, seorang sopir jip Gunung Bromo, mengaku kaget ketika mendengar bahwa ladang ganja itu disebut-sebut berada di wilayah TNBTS.
“Lah itu dia, padahal itu gak masuk wilayah sini (Gunung Bromo sisi Probolinggo). Kenapa viralnya itu seakan-akan masuk wilayah sini,” ujar Imam dengan nada kecewa saat ditemui, Rabu (2/4/2025).
Sementara itu, Ardi, penunggang kuda di kawasan Gunung Bromo yang setiap hari membantu wisatawan menjelajahi padang pasir, juga mengungkapkan rasa kecewanya.
“Kenapa yang viral justru di Gunung Bromo ladang ganja itu. Ini merusak citra Gunung Bromo sendiri yang bertahun-tahun kami jaga kelestariannya. Mayoritas penunggang kuda di sini adalah warga asli Suku Tengger yang terus menjaga budaya dan kelestarian alam,” ungkap Ardi geram.
Awal Penemuan Ladang Ganja
Kasus ini terungkap setelah Polres Lumajang mengungkap peredaran ganja di Kecamatan Tempursari, Lumajang, pada akhir September 2024. Dari penangkapan tersebut, polisi mengamankan lebih dari satu kilogram ganja kering yang memicu kecurigaan bahwa barang haram itu ditanam di wilayah sekitar.
Penyelidikan intensif pun dilakukan selama satu setengah bulan. Dengan teknik penyamaran dan pemantauan menggunakan drone, polisi akhirnya menemukan ladang ganja yang tersembunyi di kawasan hutan Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang. Lokasinya berada di lereng curam yang sulit diakses, membuat keberadaan ladang itu tidak terdeteksi selama ini.
41 Ribu Batang Ganja Disita, Enam Orang Jadi Tersangka