Surabaya, Lingkaran.net Di tengah ambisi besar pemerintah membangun Koperasi Desa Merah Putih di ribuan desa Jawa Timur, Ketua Komisi A DPRD Jatim Dedi Irwansa angkat bicara. Menurutnya, jangan hanya kejar target laporan ke pusat. Tanpa kolaborasi nyata, koperasi berisiko menjadi sekadar formalitas tanpa fungsi.
Politikus Partai Demokrat dari Dapil Sidoarjo ini mengingatkan agar program ini tidak sekadar menjadi proyek simbolik yang hanya mengejar laporan ke pusat.
Jangan sampai Koperasi Desa Merah Putih hanya berhenti pada pendirian wadah. Kita tidak sedang mengejar target administratif, tapi sedang membangun fondasi ekonomi kerakyatan, tegasnya, Selasa (20/5/2025).
Dedi menjelaskan, koperasi bukan sekadar lembaga ekonomi. Dalam sejarah bangsa, koperasi pernah menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap dominasi ekonomi asing di masa penjajahan.
Jadi wajar kalau masih ada yang skeptis. Ada fase-fase dalam perjalanan koperasi yang meninggalkan kesan kurang baik. Tapi justru itu tantangan kita hari inimembangkitkan kembali semangat koperasi sebagai kekuatan rakyat, ujarnya.
Dedi pun menyoroti pentingnya pendekatan Pentahelix dalam mengawal pendirian koperasi ini. Lima elemen yakni pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media harus bersinergi agar koperasi tidak hanya berdiri secara legal, tapi juga hidup dan bermanfaat nyata bagi warga desa.
Kami dari Komisi A DPRD Jatim sangat mendukung penuh. Tapi dukungan ini harus dibarengi kerja kolaboratif. Jangan hanya pemerintah yang jalan sendiri, sementara unsur lain pasif, tandas alumni Universitas Negeri Surabaya itu.
Dengan lebih dari 7.600 desa di Jawa Timur yang menjadi target pendirian koperasi ini, Dedi berharap program ini menjadi momentum kebangkitan ekonomi desa yang sesungguhnya.
Kalau semua pihak terlibat aktif, saya yakin Koperasi Desa Merah Putih bisa jadi lokomotif ekonomi baru bagi desa-desa kita, pungkasnya. Alkalifi Abiyu
Editor : Redaksi