Surabaya, Lingkaran.net Judi online kini bukan sekadar hiburan semata. Bagi sebagian orang, aktivitas ini telah berubah menjadi candu yang menghancurkan kehidupan.
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya mencatat lonjakan signifikan pasien yang kecanduan judi online, menandakan ancaman serius bagi kesehatan mental masyarakat.
Direktur RSJ Menur, drg. Vitria Dewi, M.Si, mengungkapkan sepanjang tahun 2024, rumah sakitnya telah merawat 68 pasien dengan masalah adiksi judi online. Namun, angka itu belum berhenti di situ.
Hingga April 2025, kami sudah menangani 51 pasien dengan gangguan serupa. Ini berarti tren kecanduan judi online semakin meningkat, ujarnya, Selasa (20/5/2025).
Yang mengejutkan, usia pasien sangat beragam. Pasien termuda yang dirawat berusia baru 14 tahun, sementara yang tertua mencapai 70 tahun.
Kondisi pasien pun beragam. Ada yang cukup menjalani rawat jalan, tapi tak sedikit harus dirawat inap karena dampak kecanduan sudah sangat parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Bahkan, ada pasien yang datang dalam kondisi darurat melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD). "Ada satu lagi yang datang melalui IGD," ungkapnya.
Fenomena ini menandakan bahwa kecanduan judi online bukanlah masalah sepele. Keluarga harus lebih waspada, tegas drg. Vitria.
Ia menyarankan agar masyarakat mengenali tanda-tanda awal kecanduan, seperti kesulitan tidur, kebohongan terkait keuangan, dan ketergantungan berlebihan pada ponsel untuk bermain judi.
Jika sudah terlihat gejala tersebut, segera cari bantuan agar dampak negatifnya tidak semakin dalam, tambahnya.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi kita semua agar waspada dan aktif melakukan pencegahan. Judi online yang tampak mudah dan menghibur ternyata bisa menjadi jerat berbahaya bagi mental dan masa depan banyak orang, termasuk anak-anak dan remaja. Alkalifi Abiyu
Editor : Redaksi