Surabaya, Lingkaran.net--Kota Surabaya meraih dua penghargaan dalam Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Provinsi Jawa Timur Tahun 2025.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Gubernur Jawa Timur kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, di Dyandra Convention Center, Selasa (1/7/2025).
Surabaya meraih Juara 1 pada Penilaian Kinerja Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Anak (PPA) Award Provinsi Jawa Timur 2025.
Selain itu, Kota Pahlawan juga dinobatkan sebagai Terbaik 1 yang Konsisten Dalam Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) selama periode Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 pada Penilaian Kinerja Pelaksana Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur 2025.
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Surabaya, Rachmad Basari menyatakan, keberhasilan ini tak lepas dari komitmen penuh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam mengeluarkan berbagai kebijakan strategis. Di antaranya adalah memperkuat kolaborasi dan inovasi sebagai kunci keberhasilan.
“Upaya pencegahan dan penanganan perkawinan anak tidak dapat dilakukan sendiri. Harus berkolaborasi dengan beberapa Perangkat Daerah, apakah itu Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan PD lain termasuk Kelurahan dan Kecamatan," ujar Rachmad Basari.
Ia menambahkan, program Walikota Surabaya yang fokus pada pendekatan dan pelayanan kepada masyarakat menjadi salah satu pendorong utama keberhasilan ini.
Sebagai contoh, layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di Balai RW menjadi inovasi unggulan Surabaya dalam pencegahan perkawinan anak.
"Layanan ini satu-satunya di Indonesia. Jadi masyarakat dapat melakukan konseling, dapat melakukan curhat itu di Balai RW yang sudah ada Puspaganya yang saat ini tersebar di 532 titik Balai RW," jelasnya.
Untuk pencegahan stunting, Pemkot Surabaya terus berkolaborasi dengan kelurahan dan kecamatan dalam melahirkan berbagai inovasi.
Pemkot Surabaya aktif menggandeng perusahaan-perusahaan melalui program CSR dan memberdayakan Kader Surabaya Hebat (KSH) sebagai pendamping ibu hamil hingga anaknya balita.
“Pemkot Surabaya tidak akan berhenti berinovasi dalam pencegahan perkawinan anak usia dini dan penurunan angka stunting,” kata dia.
Ia juga menyampaikan keprihatinan tentang tingginya angka perceraian di Jawa Timur, yang menurut Asisten Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menjadi perhatian serius.
"Ini kita juga harus bersiap bagaimana Pemkot Surabaya bisa meminimalisir tingkat perceraian, salah satunya melalui program-program kami terkait dengan ketahanan keluarga," ungkapnya.
Ke depan, Pemkot Surabaya akan memperkuat kolaborasi lintas sektor serta mengajak peran serta masyarakat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama untuk mencegah perkawinan anak usia dini, serta menangani stunting.
"Seperti yang tengah digaungkan Bapak Wali Kota Eri Cahyadi, yakni untuk mewujudkan Kampung Pancasila di Surabaya. Banyak sektor yang harus disentuh dan masyarakat harus terlibat langsung. Jadi tidak hanya pemerintah saja yang bergerak, kita kolaborasi dengan masyarakat untuk mewujudkan Kampung Pancasila," pungkasnya. (*/Hafiahza)
Editor : Hafiahza Dakarai